GAZA - Konvoi pertama bantuan kemanusiaan telah tiba di Gaza setelah gencatan senjata antara Israel dan militan Palestina diberlakukan.
Berbagai badan bantuan, termasuk yang berafiliasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mulai membawa pasokan yang sangat dibutuhkan ke Gaza pada Jumat (21/5), beberapa jam setelah gencatan senjata diumumkan.
Saat briefing PBB di New York, Stéphane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengatakan gencatan senjata telah memungkinkan pembantu kemanusiaan yang sangat dibutuhkan untuk mencapai Gaza menyusul pembukaan kembali sebagian dari penyeberangan Karem Abu Salem (Kerem Shalom dalam bahasa Ibrani).
 “Hari ini, 13 truk kemanusiaan dengan makanan, vaksin Covid-19, obat sekali pakai dan obat-obatan, termasuk obat-obatan darurat, kotak pertolongan pertama untuk beberapa badan PBB dan mitra LSM menyeberang ke Gaza menyusul pembukaan kembali sebagian penyeberangan Kerem Shalom,” kata Dujarric.
Awal pekan ini, sebuah penyeberangan kunci ke Gaza di Kerem Shalom dibuka kembali, memungkinkan truk yang membawa obat-obatan, makanan, dan bahan bakar ke daerah kantong tersebut.
Namun tak lama kemudian penutupan dilakukan kembali. Israel mengatakan penutupan itu dipicu oleh militan Palestina yang menembakkan mortir ke daerah itu.
Selama bertahun-tahun Gaza telah menjadi sasaran pembatasan Israel dan Mesir atas perjalanan orang dan barang. Kedua negara menyebutkan kekhawatiran tentang senjata yang sampai ke Hamas.
(Baca juga: Zionis Israel Kuat Gempur Gaza karena Didukung Perusahaan Ini)
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (Unwra) mengatakan prioritasnya adalah mengidentifikasi dan membantu puluhan ribu orang yang mengungsi akibat konflik. Badan tersebut mengatakan bahwa pihaknya segera mencari bantuan senilai USD38 juta (Rp546 miliar).
Menurut badan Anak PBB (Unicef), lebih dari 100.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, dan hampir 800.000 orang tidak memiliki akses ke air pipa di Gaza.
Namun gencatan senjata itu kembali dinodai oleh bentrokan baru di kompleks masjid al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki pada Jumat (21/5) usai solat Jumat.
Konflik menghantam Gaza dengan sangat keras, menyebabkan ribuan orang terlantar dan ratusan ribu orang dengan akses terbatas ke air dan listrik.
(Baca juga: 5 Akal Licik Israel Singkirkan Warga Palestina)
"Kerusakan yang diakibatkan dalam waktu kurang dari dua minggu akan membutuhkan waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, untuk dibangun kembali," kata Fabrizio Carboni, direktur Timur Tengah untuk Komite Internasional Palang Merah (ICRC).
Baca Juga: Dukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Morowali Hibahkan Tanah ke KKP