Data-data tersebut mengindikasikan bahwa situs Medowo pernah berfungsi sebagai lokasi pusat suatu kegiatan pada periode Indonesia kuno yang sejaman dengan fase Majapahit.
Menurut Wibowo (1980), ada dua kemungkinan tentang perpindahan pusat Majapahit dari Medowo ke Trowulan. Kemungkinan pertama adalah luas alasing Trik yang diminta oleh Raden Wijaya dari Jayakatwang untuk dibuka menjadi pemukiman baru meliputi daerah Tarik di tepi Sungai Brantas terus ke arah selatan dan barat daya hingga daerah Trowulan sekarang.
Kemungkinan kedua, pemukiman baru Raden Wijaya dalam perkembangan selanjutnya meluas hingga mencapai puncak jayanya di Trowulan. Keyakinan bahwa Trowulan adalah ibukota Majapahit diperoleh dari catatan Prapanca yang menyebutkan bahwa Raja Hayam Wuruk melakukan perjalanan ke daerah-daerah bawahan yang diawali dan diakhiri di daerah Trowulan.
Selain itu dugaan tersebut juga diperkuat dengan banyaknya temuan, baik berupa bangunan-bangunan candi, gapura, saluran air dan dam, umpak, pondasi bangunan, prasasti serta beberapa perabot seperti gerabah, patung, dan perhiasan. (din)
(Rani Hardjanti)