Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Cerita Sunan Bonang yang Mengubah Aliran Sungai Brantas saat Berdakwah

Avirista Midaada , Jurnalis-Rabu, 22 September 2021 |08:02 WIB
 Cerita Sunan Bonang yang Mengubah Aliran Sungai Brantas saat Berdakwah
Sungai Brantas (foto: istimewa)
A
A
A

Di antara lawan Sunan Bonang di Kediri adalah Ki Buto Locaya dan Nyai Plencing, yang merupakan tokoh-tokoh penganut ajaran Bhairawa - Bhairawi di daerah Kediri.

Nyai Plencing merupakan seorang Bhairawi penerus ajaran ilmu Hitam Calon Arang. Adapun Buto Locaya adalah salah satu dari dua abdi dalem Prabu Jayabaya. Nama aslinya adalah Kyai Daha. Raja Jayabaya memiliki dua abdi yaitu Kyai Daha dan Kyai Daka.

Baca juga: Kisah Sunan Bonang Temukan Kitab Sultan Minangkabau yang Tenggelam di Laut

Saat Kyai Daha diangkat sebagai patih, namanya berganti menjadi Buta Locaya, sementara Kyai Daka dijadikan senopati perang, dengan nama Tunggul Wulung. Buto Locaya sendiri berasal dari kata Buta atau bodoh, Lo artinya kamu, dan Caya artinya dapat dipercaya. Nama itu berawal ketika Raja Jayabaya telah moksa.

Saat Raja Jayabaya moksa kedua abdinya juga ikut moksa. Buta Locaya pun ditugaskan untuk menjaga Selabale atau Gua Selomangleng saat ini. Sedangkan Tunggul Wulung diperintahkan untuk menjaga kawah Gunung Kelud, agar letusannya tidak banyak merusak desa sekitar dan memakan banyak korban jiwa.

Pada Serat Darmogandul dikisahkan pertemuan Sunan Bonang dengan Buto Locaya yang berakhir dengan pertengkaran mulut di antaranya keduanya. Singkat cerita Sunan Bonang akhirnya bertempur melawan Buto Locaya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement