Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ketegangan Meningkat, Warga Ukraina di AS Resah dan Khawatir

Agregasi VOA , Jurnalis-Rabu, 23 Februari 2022 |07:42 WIB
Ketegangan Meningkat, Warga Ukraina di AS Resah dan Khawatir
Warga Ukraina di AS merasa resah dan khawatir terkait ketegangan yang meningkat di Ukraina (Foto: VOA)
A
A
A

CHICAGOSituasi dan kondisi politik yang semakin menegang di Ukraina membuat banyak warga Ukraina di Amerika Serikat (AS) ikut resah dan khawatir.

Meskipun telah tinggal di AS selama lebih dari 20 tahun, Maria Dziuma masih berhubungan erat dengan Ukraina

“Saya menjadi warga negara Amerika pada 1999 tetapi hati saya masih terpaut pada negara asal saya,” terang anggota Komisi Kongres Amerika untuk Ukraina itu.

Saat ini Dziuma tinggal di Chicago, ribuan kilometer dari Ukraina. Dia ikut memikirkan teman-teman dan keluarga dekatnya yang tinggal di sana, yang kini kemungkinan menjadi sasaran bidik pasukan militer Rusia.

Baca juga: Dunia Internasional Kecam Putusan Putin Akui Kemerdekaan Kelompok Separatis di Ukraina

“Saya benar-benar sedih. Membayangkan tank-tank Rusia berada di perbatasan negara asal saya yang indah saja telah membuat saya ingin menangis,” ujarnya.

Walaupun berdoa dan berharap bagi perdamaian antara Ukraina dan Rusia, Dziuma resah menyaksikan krisis di negara asalnya.

Baca juga: Putin Akui Kemerdekaan Kelompok Separatis di Ukraina, AS Anggap Sebagai Awal Perang

“Pertanyaan itu bahkan saya lontarkan kepada diri sendiri, apa yang akan saya lakukan? Kalau saya bisa, mungkin saya harus pergi dan menjadi sukarelawan di sana,” lanjutnya.

Ketegangan yang meningkat juga membuat Yuriy Soroka bimbang. Haruskah ia tetap tinggal di Chicago atau siap bertempur di Ukraina.

“Pikiran-pikiran itu melintas dalam benak saya setiap hari,” ujarnya.

Yuriy sejauh ini tetap di Amerika. Teman-temannya mengatakan kepadanya bahwa Ukraina membutuhkan advokasi dari seluruh dunia.

“Kita memiliki orang-orang besar yang kuat yang cukup mahir berperang. Kami membutuhkanmu di Amerika untuk melakukan apa yang selama ini kamu lakukan,” terangnya.

Yuriy tidak menunjukkan keputusasaan. “Sebagai komunitas, kami cukup kuat. Kami melakukan apa yang kami mampu untuk membantu Ukraina. Kami tetap di sini. Kami dapat membantu teman-teman dan keluarga kami di Ukraina secara finansial.”

Ia menyambut baik perhatian media berita pada konflik tersebut. “Kini ketika semuanya benar-benar tidak terkendali, akhirnya kami mendapat perhatian dari pers Amerika. Itu bagus.”

Itu sebabnya Soroka, Dziuma, dan ratusan lainnya dari komunitas besar Amerika-Ukraina di negara bagian Illinois, menggalang persatuan dalam memperingati revolusi Maidan di Ukraina yang mendesakkan jalinan hubungan lebih erat dengan Uni Eropa.

Hal itu pula yang dilakukan Lydia Tkaczuk, Kepala Museum Nasional Ukraina-Chicago. Ini adalah pusat kebudayaan bagi komunitas diaspora selama krisis yang semakin dalam antara Kyiv dan Moskow.

“Kami menggelar acara renungan bersama yang disertai dengan penyalaan lilin untuk mengenang “Ratusan Korban” yang dikenal sebagai “Heavenly Hundred.” Mereka adalah warga sipil yang dipukuli secara brutal pada 20 Februari 2014. Tidak banyak yang mampu kami lakukan. Kami dapat menunjukkan dukungan. Kami bisa berdoa. Kami bisa menelepon mereka. Tetapi karena kami jauh, itu sangat sulit bagi kami,” ungkapnya.

Menurut Lydia, banyak orang Amerika Ukraina merasa tidak berdaya.

“Banyak dari mereka memiliki anak di Ukraina, cucu, kakek-nenek, ibu, saudara perempuan. Tetapi apa yang bisa dilakukan untuk mereka? Tidak banyak yang bisa mereka lakukan untuk keluarga mereka,” tukasnya.

Di sisi lain, masalah transportasi menuju ke sana adalah tantangan lain. Banyak maskapai telah membatalkan penerbangan ke Ukraina karena kemungkinan perang semakin nyata

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement