“Tugas apa pun saya akan terima, asal jangan jadi dubes, Pak,” ujar Hoegeng. Namun, Presiden Soeharto menampik, “Di Indonesia, tidak ada lagi lowongan buat Hoegeng.”
Mendengar hal tersebut, Hoegeng merasa ditantang, ia pun langsung menyatakan berhenti menjadi Kapolri pada saat itu juga.
Sebelum meninggalkan kediaman Presiden Soeharto tersebut, Hoegeng dicegat oleh pers yang bertugas di Istana Kepresidenan. Pers tersebut meminta Hoegeng untuk memberikan keterangan pers, yang pada akhirnya Hoegeng bersedia karena kasihan dengan para wartawan yang sudah menunggunya. Pada akhirnya Cendana lah yang menjadi saksi bisu di balik pengunduran diri Hoegeng dari Kapolri.
(Qur'anul Hidayat)