BINJAI - Sembilan orang warga negara Indonesia (WNI), berasal dari Kota Binjai hingga kini masih berada Kota Chernihiv, masih belum dievakuasi pulang ke tanah air atau ke tempat yang lebih aman dari peperangan antara Rusia dan Ukraina.
Keadaan tesebut membuat ibu Retami, orang tua dari salah satu WNI di Ukraina, selalu menangis membayangkan nasib anaknya.
Air mata Retami, selalu saja tak terbendung bila mengingat anaknya bernama Muhamad Raga Prayuda, salah satu WNI asal Kota Binjai yang masih berada di Kota Cchernihiv, sekira 200 kilometer dari Ibu Kota Ukrania, Kyiv.
Beberapa kiriman video yang diungah anaknya melalui akun Facebook membuat perasaan Retami semakin sedih membayangkan nasib anaknya. Apalagi, di dalam video tersebut terdengar suara letusan bom.
Melalui akun FB milik Muhamad Raga Prayuda diceritakan kondisi tempat mereka tinggal sering terdengar suara letusan bom dalam skala kuat. Para warga saat ini tidak berani keluar dari tempat mereka tinggal karena takut menjadi sasaran sniper atau bom yang bisa meledak kapan saja.
"Dia bilang tidak apa-apa, tapi saya tetap saja khawatir," ujar Retami, Senin (7/3/2022).
Keluarga WNI di Ukraina berharap ada solusi dari pemerintah dan kedutaan besar RI di Ukraina terhadap kesembilan orang WNI asal Kota Binjai yang masih berada di daerah peperangan.
"Kami berharap ada solusi dari pemerintah terkait keberadaan keluarga kami di Ukraina," ujar Poniran, salag satu keluarga WNI di masih berada di Ukraina.
Kesembilan orang warga Kota Binjai, berada di Ukraina, bekerja sebagai karyawan pabrik plastik sejak 2018. Rencananya, mereka akan mengakhiri kontrak kerja di bulan September tahun ini.
Perang Ukraina, tentu menakutkan bagi kesembilan WNI itu karena bom selalu meledak tak jauh dari tempat mereka tinggal.
(Angkasa Yudhistira)