Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Raden Jafar Shodiq Naik Haji dan Hapus Wabah Penyakit di Kota Makkah!

Aulia Oktavia Rengganis , Jurnalis-Rabu, 16 Maret 2022 |05:31 WIB
Kisah Raden Jafar Shodiq Naik Haji dan Hapus Wabah Penyakit di Kota Makkah!
Ilustrasi (Foto: istimewa)
A
A
A

JAKARTA - Para santri Sunan Ampel memang cukup banyak. Bukan hanya putra-putranya, seperti Raden Maulana Makdum Ibrahim, Raden Qasim dan Raden Ahmad saja yang menonjol. Bukan pula hanya Raden Paku yang kemudian digelari dengan sebutan Sunan Giri.

Para santri Sunan Ampel lainnya di antaranya Raden Ja'far Shodiq dari Jipang Panolan, Raden Jimbun alias Raden Patah (putra Prabu Brawijaya V), Syarif Hidayatullah dari Cirebon, Raden Said (putra Tumenggung Wilatikta di Kadipaten Tuban), dan seterusnya.

Meski tidak seangkatan, tetapi para santri tersebut digembleng dengan cara yang sama oleh Sunan Ampel dengan pendidikan agama Islam, sehingga mereka diharapkan menjadi penerus dalam berdakwah.

Raden Ja'far Shodiq adalah putra Raden Usman Haji alias Sunan Ngudung dari Jipang Panolan. Pada awalnya, ia berguru kepada ayahnya, Sunan Ngudung yang notabene juga seorang ulama.

Setelah puas menimba ilmu dari ayahnya, Raden Ja'far Shodiq memperdalam ilmunya dengan berguru kepada Kiai Telingsing alias The Ling Sing, seorang ulama dan Negeri China yang datang ke Jawadwipa bersama Jenderal Cheng Hoo.

Baca juga: Kisah Sunan Ampel Bertemu Jaka Samudra, Anak yang Terombang-ambing di Selat Bali

Selain mempelajari ilmu agama (Islam) dari sang guru, ia juga mendapatkan ilmu seni ukir dari Kiai Telingsing. Maklum, karena Kiai Telingsing memang menguasai ilmu seni ukir serta berbagai macam khazanah pengetahuan dan China lainnya, termasuk ilmu berdagang.

Baca juga: Syekh Maulana Ishaq, Putra Ulama Rusia yang Lenyapkan Wabah Pagebluk di Blambangan

Dengan memperdalam pengetahuan yang berasal dari Negeri China, Raden Ja'far Shodiq merasakan betapa besarnya manfaat dari khazanah ilmu itu.

Setelah itu, ia memperdalam ilmu pengetahuan agamanya dengan berguru kepada Sunan Ampel di Ampeldenta Surabaya. Di sana, ia bersahabat dengan putra-putri Sunan Ampel. Termasuk juga dengan putra Prabu Brawijaya V, yaitu Pangeran Jimbun, Syarif Hidayatullah dari Cirebon, Raden Said, dan sebagainya.

Ada pengalaman menarik saat Raden Ja'far Shodiq menunaikan ibadah haji di Makkah Arab Saudi, yang pada saat itu sedang dilanda musibah wabah penyakit. Sang penguasa atau yang disebut dengan Amir telah berusaha seoptimal mungkin mengatasi wabah penyakit di sana, namun hasilnya nihil.

Itulah sebabnya, pada musim haji saat itu Sang Amir mengadakan suatu sayembara "Barangsiapa yang bisa melenyapkan wabah penyakit yang menimpa di Arab, maka dia akan diberi hadiah harta benda yang sangat besar"

Meski sayembara tersebut diikuti banyak ulama dari berbagai negara, bahkan para Syaikh yang terkenal mumpuni dalam ilmu batiniah, ternyata hasilnya tetap sia-sia.

Baca juga: Kisah Sunan Giri: Pesantren Jadi Kerajaan

Dikutip dari buku Brawijaya Moksa Detik-Detik Akhir Perjalanan Hidup Prabu Majapahit, Raden Ja'far Shodiq tergerak hatinya untuk mengikuti sayembara di sana. Ia lalu berdoa dengan husyuk agar Allah Swt melenyapkan wabah penyakit yang menimpa rakyat Arab. Dan ternyata Allah Swt. mengabulkan doanya.

Melihat keberhasilan Raden Ja'far Shodiq, tentu mengundang pertanyaan dari para ulama serta Sang Amir Arab; rahasia apakah yang terkandung dalam doa yang dipanjatkan Raden Ja'far Shodiq?

Baca juga: Menengok Cara Raja Mataram Taklukan Sunan Giri

Pada saat itulah, Raden Ja'far Shodiq membeberkan rahasianya, bahwa doa yang ia panjatkan adalah doa sama saja, namun ada suatu hal yang berbeda.

"Sesungguhnya doa yang saya panjatkan sama saja dengan doa Tuan-Tuan sekalian karena doa yang baik dari Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad. Tetapi, mengapa doa Tuan-Tuan tidak makbul? Sebab, hati Tuan-Tuan telah tergiur oleh hadiah besar dari Tuan Amir (penguasa Arab) Dengan demikian, Tuan-Tuan tidak berdoa secara tulus-ikhlas."

Baca juga: Cerita Sunan Ampel Menikahi Putri Ulama yang Tuli, Bisu, dan Lumpuh

Begitulah mengapa lantunan doa demi doa yang dipanjatkan para ulama serta para Syaikh dari penjuru dunia tidak makbul, sedang doa Raden Ja'far Shodiq dikabulkan oleh Allah Swt.

Sumber: Buku Brawijaya Moksa Detik-Detik Akhir Perjalanan Hidup Prabu Majapahit


(Fakhrizal Fakhri )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement