Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ibu Tien Soeharto, Alasan Sekolah di Lembah Tidar Terima Siswi Perempuan

Alyssa Nazira , Jurnalis-Rabu, 23 Maret 2022 |05:32 WIB
Ibu Tien Soeharto, Alasan Sekolah di Lembah Tidar Terima Siswi Perempuan
Tien Soeharto (Foto: Ist)
A
A
A

PARA pelajar di Taruna Nusantara merupakan siswa-siswi terbaik dari semua sekolah menengah pertama. Mereka harus melalui ujian ketat. Persaingan antar pelajar pun berlangsung sangat sengit. Tidak ada pengulangan saat gagal naik kelas.

"Ada pelajar yang down karena biasa juara sewaktu SMP, tapi di SMA itu bahkan tidak masuk 10 besar," ujar Budi Pruwanto, siswa angkatan kedua Taruna Nusantara.

Menurut Budi, kurikulum yang diterapkan Taruna Nusantara merupakan kurikulum standar dengan penyesuaian standar yang lebih tinggi. Namun tambahan pendidikan bela negara dalam kurikulum sekolah, rupanya tidak membuat para siswa lantas memilih karier di dunia militer. Bahkan dari 245 orang yang ada di angkatan kedua, hanya ada sekitar 30 persen yang memilih karier di dunia militer.

Selama lima tahun pertama, Taruna Nusantara hanya menerima pelajar laki-laki. Hingga akhirnya, pada tahun 1995, ada seorang wanita yang mempertanyakan hal tersebut. Saat itu Siti Hartinah, yang merupakan istri dari Presiden Soeharto, datang mengunjungi Taruna Nusantara. Kemudian ia bertanya mengapa tidak terlihat satu pun siswi perempuan di sekolah tersebut.

Barulah pada setahun kemudian, yaitu tahun 1996, Taruna Nusantara mulai menerima siswi perempuan. Penyebabnya karena pertanyaan yang berasal dari istri presiden tersebut.

"Bu Tien waktu itu bilang kok tidak melihat siswa putri," ucap Juru Bicara Taruna Nusantara, Andras Setyorini.

Dalam pengembangan fasilitas sekolah, Benny juga ikut menghimpun dana. Tarwotjo, yang ingin memberikan latihan mengemudi bagi para siswa, sempat meminta agar mereka diizinkan berlatih bersama polisi setempat. Namun, alih-alih disuruh berlatih bersama polisi, Benny dan Try justru memberi mereka tiga mobil bekas yang masih bagus untuk digunakan latihan. Hingga kini, mobil-mobil tersebut masih tersimpan di sekolah.

Ketua organisasi siswa intra sekolah SMA Taruna Nusantara, M. Faizal Muttaqin, tertarik masuk sekolah itu karena menanamkan nilai nasionalisme dan disiplin yang ketat. Menurut dia, Benny sebagai pendiri sekolah mempunyai pandangan nasionalisme yang kuat. "Beliau sudah berpikir jauh untuk menghasilkan pemimpin dari sekolah ini," ucapnya.

Namun membangun dan mengembangkan fasilitas di SMA Taruna Nusantara itu butuh biaya besar. Saat Taruna Nusantara dibangun 24 tahun lalu, biaya operasionalnya di tanggung Tentara Nasional Indonesia. Rencana untuk mandiri dan membentuk yayasan buyar setelah reformasi 1998 dan militer tak punya dana cukup buat menanggung beban operasional.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement