KERAJAAN Majapahit memiliki satu tempat kolam peninggalan yang terkenal dengan pemandangannya yang cantik. Kolam yang terletak di Situs Trowulan, Majakerta, kolam Segaran berukuran 375 x 175 , 2,88 meter dengan tebal dinding kolam 1,60 meter. Kolam Segaran ini dibangun pada masanya untuk kebutuhan penampungan air di musim hujan dan persediaan air di musim kemarau.
Kolam Segaran adalah kolam Citra Wulan atau Kolam Trowulan, nama tersebut dicatat dalam Serat Kandha yang digubah pada abad ke-16. Sebagaimana dikutip dari buku "Perang Bubat 1279 Saka, Membongkar Fakta Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit," dari Sri Wintala Achmad, nama asli Kolam Segaran pada era Majapahit adalah Citra Wulan, Trawulan atau Trowulan.
Konon Hayam Wuruk sengaja memerintahkan pembangunan Kolam Citra ini juga untuk mengenang peristiwa Perang Bubat yang membuat kekasihnya Dyah Pitaloka Citraresmi memilih mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.
Belum diketahui secara pasti mengapa kolam itu dinamakan Citra Wulan. Tetapi keindahan kolam sat itu konon menjadi alasan mengapa kolam tersebut dinamakan Kolam Citra Wulan. Cahaya bulan akan terbayang di permukaan air Segaran. Keadannya sangat indah dan semua orang di sekitar Kolam Segaran saat purnama akan mengakui suasana yang indah.
Semasa Majapahit dapat diperkirakan bahwa keindahan yang memukau itu lebih terasa. Sebab waktu itu belum ada cahaya lampu listrik yang sinarnya bertebaran di sekitar kolam. Sungguh keindahan Kolam Segaran tetap tampak indah saat bulan purnama mengambang di langit.
Kolam Citra Wulan semasa Majapahit dapat disebut sebagai tempat rekreasi penduduk kita di kala purnama. Tentunya banyak penduduk yang bercengkrama di sekitar kolam, dan tidak mustahil dilakukan juga oleh kaum bangsawan, keluarga raja, bahkan raja sendiri.
Sebagaimana dikemukakan bahwa berita Cina menyebutkan setiap purnama, penduduk Majapahit bersuka cita di sekitar Kolam Citra Wulan. Bahkan kaun perempuan membentuk barisan di sekitar kolam sambil ngamen bernyanyi di rumah - rumah orang berada untuk mendapatkan uang.
Nama Kolan Segaran afau Citra Wulan berdasarkan namanya merupakan ideal untuk menikmati cahaya purnama. Alhasil lokasi ini menjadi tempat ideal untuk melakukan pemujaan kepada Dewa Candra. Kekuatan dan keindahan Candra terbayang di permukaan air kolam, bayangan bulan purnama pasti terpantul di permukaan air.
Artinya air kolam pada masa itu dipenuhi oleh kekuatan indahnya Sang Candra. Karena fungsinya Kolam Citra Wulan sebagai tempat pemujaan bagi Dewa Chandra dan rekreasi penduduk Kota Majapahit di kala bulan purnama.
Diperkirakan Kolam Citra Wulan ini didirikan di masa Raja Hayam Wuruk seusai Mpu Prapanca menggubah Kakawin Negarakertagama pada tahun 1365, karena itu Kolam Citra Wulan tidak tercantum di dalam naskah tersebut.
(Angkasa Yudhistira)