Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Reog di Ponorogo, Kritikan Terhadap Permaisuri Majapahit yang Diilustrasikan Burung Merak

Aulia Oktavia Rengganis , Jurnalis-Jum'at, 01 April 2022 |07:36 WIB
Reog di Ponorogo, Kritikan Terhadap Permaisuri Majapahit yang Diilustrasikan Burung Merak
Ilustrasi Kerajaan Majapahit (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Berkenaan dengan lingkaran keluarganya yang beragama Islam, mulai dari enam orang putra putrinya yang beragama Islam, ditambah dengan dua menantunya yang turut beragama Islam, termasuk dengan Sang Permaisuri Ratu Dewi Dwarawati, hal tersebut tentu banyak menghadirkan persoalan pro-kontra di lingkungan istana maupun di daerah di bawah kekuasaan Majapahit.

Misalkan tentang perasaan para pembesar Majapahit atau para nayaka praja di dalam istana yang beragama Hindu Budha melihat keberadaan Sang Permaisuri Ratu Dewi Dwarawati yang seorang muslimah?

Bahkan, ada kritikan yang cukup menggelitik terhadap keberadaan Sang Ratu Permaisuri di Majapahit yang justru dari seorang muslim, yaitu Adipati Ponorogo dengan membuat kesenian reog yang mengilustrasikan seekor harimau disetir oleh burung merak.

Baca juga:  Saran Sabda Palon dan Naya Genggong Sikapi Ancaman Kehancuran Kerajaan Majapahit

Kritik itu berupa dadak merak dalam reog di mana kepala harimau (simbol kekuasaan Majapahit) ditunggangi burung merak yang merupakan simbol pesolek atau perempuan. Reog itu ditampilkan di paseban kerajaan Majapahit.

 Baca juga: Ketika Sabda Palon dan Naya Gonggong Dapat Firasat Kehancuran Kerajaan Majapahit

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement