Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

4 Negara Ini Pernah Alami Hiperinflasi, Salah Satunya Negara Kaya Minyak

Tim Litbang MPI , Jurnalis-Sabtu, 23 Juli 2022 |07:05 WIB
4 Negara Ini Pernah Alami Hiperinflasi, Salah Satunya Negara Kaya Minyak
Ilustrasi inflasi (Foto: Okezone)
A
A
A

 JAKARTA - Tolok ukur keberhasilan perekonomian suatu negara dapat dilihat dari kestabilan ekonomi negara terkait. Salah satu indikator yang dapat mengukur kestabilan itu ialah melalui tingkat inflasi.

Dilansir dari laman resmi Bank Indonesia, inflasi merupakan suatu kondisi di mana terjadinya peningkatan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Jika inflasi terjadi secara tidak stabil, akan memunculkan masalah baru untuk masyarakat, yaitu mereka akan mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan atas konsumsi, investasi, serta produksi.

Meskipun begitu, ada kondisi yang lebih parah dibandingkan itu. Kondisi tersebut bernama hiperinflasi. Melansir dari laman Investopedia, kondisi hiperinflasi terjadi ketika inflasi terus-menerus terjadi hingga lebih dari 50% dalam kurun waktu sebulan. Adapun kondisi yang dapat diamati adalah adanya lonjakan harga secara cepat dan tiba-tiba tanpa diimbangi dengan kenaikan pendapatan secara umum.

Baca juga: Harga Pangan Naik, BI Waspadai Inflasi

Suatu negara yang mengalami masalah hiperinflasi biasanya akan kesulitan untuk menyelesaikannya. Selain itu, masalah ini juga cenderung akan menimbulkan masalah-masalah lain seperti terganggunya stabilitas politik. Lalu, negara manakah yang sempat terjadi hiperinflasi? Berikut beberapa negara yang pernah memgalami hiperinflasi dilansir dari berbagai sumber.

Baca juga: BI Siapkan 4 Jurus Hadapi Kenaikan Inflasi 

1. Hungaria

Ketidakstabilan ekonomi di Hungaria sebenarnya sudah terlihat sejak runtuhnya Kekaisaran Austria-Hungaria. Dampak dari ketidakstabilan tersebut adalah dihapuskannya mata uang kronoa dan kemudian digantikan dengan pengo pada 1927. Namun tidak lama dari itu, pada tahun 1930 perekonomian Hungaria mengalami depresi. Hingga hiperinflasi pun terjadi di Hungaria selama satu tahun, yaitu dari pertengahan tahun 1945 hingga 1946. Meskipun hanya dalam kurun waktu setahun, hiperinflasi ini tercatat sebagai sejarah terburuk dalam perekonomian. Hal ini disebabkan oleh dampak yang dihasilkan dari hiperinflasi yang terjadi yaitu harga suatu barang dapat naik sebesar 190 kali lipat hanya dalam kurun waktu 4 bulan.

Pada saat itu, pemerintah mengakali masalah ini dengan mengeluarkan mata uang baru yang bernama forint (setara dengan 400.00 kuadriliun pengo) dan meniadakan mata uang pengo untuk mengendalikan hiperinflasi yang terjadi. Alhasil, mulai saat itu perekonomian Hungaria dapat stabil hingga tahun 1990-an.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement