JAKARTA - Kertanegara naik tahta sebagai raja ke lima Singasari, menggantikan ayahnya Wisnuwardhana. Dia akhirnya menjadi raja terakhir dari kerajaan yang didirikan oleh Ken Arok tersebut. Singasari didirikan ken Arok, usai menghabisi Raja Kadiri, Kertajaya.
Kartanegara dihabisi di tengah pesta minum-minuman keras, Raja Kertanagara tak sadar pasukan Jayakatwang telah memasuki keratonnya di pusat Kerajaan Singasari. Dengan mudah, pasukan Gelang-gelang yang merupakan bagian dari kebangkitan Kerajaan Kadiri, membunuh Kertanagara.
Kematian memilukan Kertanagara di dalam istananya sendiri tersebut, tak lepas dari siasat jitu Jayakatwang yang kala itu memimpin Gelang-gelang. Atas saran dari Aria Wiraraja, Jayakatwang menyerang Singasari dari dua arah.
Pada awalnya, Jayakatwang mengirimkan pasukan kecil dari sisi utara yang dipimpin Jaran Guyang. Tak ingin pemberontakan Jayakatwang meluas, Kertanagara mengirimkan pasukan yang dipimpin menantunya, Raden Wijaya.
Menurut Riboet Darmosoetopo dalam tulisannya yang berjudul "Sejarah Perkembangan Majapahit", dan termuat dalam "700 Tahun Majapahit, Sebuah Bunga Rampai" seperti dikutip dari Sindonews, disebutkan Raden Wijaya menghadang pasukan Jayakatwang, bersama para panglima yang memiliki pengalaman dalam perang.
Para panglima yang turut serta menghadang pasukan Jayakatwang, antara lain Banyak Kapuk, Ranggalawe, Pedang, Sora, Dangdi, Gajahpanggon, Nambi yang merupakan anak Aria Wiraraja, Peteng, dan Wirot.
Saat Raden Wijaya dapat memporakporandakan pasukan Jayakatwang di sisi utara Singasari. Ternyata, pasukan yang lebih besar datang menyerang dari sisi selatan, dan langsung masuk ke jantung Kerajaan Singasari.