DI era semakin tumbuh banyaknya angka kelahiran, membuat beberapa negara untuk menghentikan hal tersebut dengan berbagai cara.
Namun, berbeda dengan beberapa negara ini. Mereka justru mendorong warganya untuk memiliki banyak anak. Berikut daftarnya, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber, Minggu (13/11/2022) :
1. China
“Kebijakan satu anak” pernah diterapkan China pada 1980-an. Pada saat itu, keluarga yang memiliki terlalu banyak anak akan didenda. Bahkan sejumlah wanita terpaksa melakukan sterilisasi atau menjadi sasaran aborsi. Pembatasan anak ini dilakukan karena China kala itu sudah terlalu banyak penduduknya.
Namun kini pemimpin China khawatir negaranya akan terlalu sedikit orang. Tahun 2021, hanya 10,6 juta orang yang lahir di China. Selain itu, China menghadapi jumlah orang tua membengkak dan tenaga kerja yang menyusut selama bertahun-tahun, yang menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi.
Karena itu, sejak tahun lalu China mengumumkan kebijakan tiga anak (sebelumnya, sejak 2015 dijalankan kebijakan dua anak). Berbagai cara dilakukan agar masyarakat menjalankan kebijakan ini, misalnya dengan menawarkan uang sejumlah 10.000 yuan atau USD1.397 per tahun selama tiga tahun, apabila keluarga memiliki anak ketiga. Hal ini dilakukan di Provinsi Gansu.
2. Rusia
Rusia juga turut mendorong warganya untuk memiliki banyak anak. Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan uang kepada perempuan agar memiliki 10 anak atau lebih untuk memulihkan krisis demografis negara yang muncul akibat pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina. Perempuan Rusia yang dapat melahirkan 10 anak atau lebih akan menerima pembayaran satu kali sebesar 1 juta rubel atau sekitar Rp257 juta ketika anak kesepuluh mereka berusia satu tahun.
Bahkan Putin telah mengatakan bahwa orang yang memiliki keluarga besar lebih patriotik. Perempuan yang mampu untuk memiliki 10 anak akan dikenal sebagai Ibu Pahlawan. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah untuk mengisi kembali populasi penduduk yang berkurang.