 
                4. Baba Yaga Memikat Amerika
"Ibu tiri saya dari Rusia pindah ke Amerika Serikat tak lama setelah jatuhnya Uni Soviet," kata Ryan, sebagaimana dilansir dari BBC Indonesia.
"Bersama saudara tiri dan babushka tiri saya, dia membawa borscht, boneka matryoshka, dan Baba Yaga," tuturnya.
"Sementara kebanyakan gadis seusia saya tumbuh dengan kisah putri-putri versi Disney, saya lebih suka cerita-cerita oleh Brothers Grimm, Charles Perrault, dan Hans Christian Andersen – dan, tentu saja, buku-buku dongeng dan cerita rakyat Slavia yang berbicara tentang Baba Yaga."
Sebenarnya, asal-usul Baba Yaga mungkin lebih jauh dari abad ke-17. Ada aliran pemikiran ilmiah yang mengatakan bahwa dia adalah analog dewa Yunani Persephone, dewi musim semi dan alam, dalam budaya Slavia. Dia memang dihubungkan dengan pepohonan, hutan, dan keliaran alam.
"Esensi Baba Yaga ada dalam banyak budaya dan banyak cerita, dan melambangkan sifat roh perempuan yang tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dijinakkan, Ibu Pertiwi, dan hubungan perempuan dengan alam liar," kata Ryan.