Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ini 5 Bencana Alam Mematikan di Indonesia, dari Tsunami Aceh hingga Gempa Yogyakarta

Ajeng Wirachmi , Jurnalis-Rabu, 28 Desember 2022 |13:59 WIB
Ini 5 Bencana Alam Mematikan di Indonesia, dari Tsunami Aceh hingga Gempa Yogyakarta
Ilustrasi. (Foto: Ant)
A
A
A

JAKARTA - Indonesia memiliki berbagai kejadian bencana alam yang mematikan. Mulai dari erupsi gunung api, gempa bumi, hingga tsunami.

Jelang tutup tahun 2022 ini, Indonesia dikejutkan dengan bencana gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat. Peristiwa yang terjadi pada 11 November 2022 ini mengakibatkan 372 orang tewas, ratusan ribu orang mengungsi, dan puluhan ribu rumah rusak.

Sebelumnya, di Tanah Air telah terjadi beberapa kejadian bencana yang mematikan. Berikut adalah 5 peristiwa bencana alam mematikan di Indonesia.

 BACA JUGA:Tanah Longsor Paling Banyak Makan Korban Jiwa, Ini 5 Jenis Bencana Alam Paling Mematikan di Indonesia 2022

BACA JUGA:844 Orang Tewas Akibat Bencana Alam Sepanjang 2022, 80 Persen Korban Gempa Bumi

Tsunami Aceh

Ini merupakan menjadi bencana alam paling mematikan di era modern Indonesia. Tsunami Aceh terjadi pada 26 Desember 2004. Berdasarkan data yang didapat tim Litbang MPI dari buku ‘Aceh Pasca Lima Belas Tahun Tsunami: Kilas Balik dan Proses Pemulihan’ (2019), diketahui bahwa jumlah korban tewas dan menghilang akibat tsunami adalah 173.741 orang, sementara lebih dari 300 ribu jiwa harus mengungsi.

Bahkan, tidak hanya di Indonesia, korban meninggal/hilang juga ada di Sri Lanka (35.322 orang), India (16.279 orang), Thailand (8.212 orang), Malaysia (76 orang), dan Myanmar (61 orang). Bencana dahsyat ini juga merusak 1.488 unit sekolah, 11 ribu hektare tanah, dan 26 unit Puskesmas. Data juga menyebut bahwa tsunami Aceh melemahkan perekonomian wilayah itu.

Gempa dan Tsunami Palu-Donggala

Gempa dan tsunami yang melanda wilayah Palu-Donggala pada 28 September 2018. Sebelum tsunami menerjang, kedua wilayah ini terlebih dahulu dilanda gempa berkekuatan magnitudo 7,4, sekitar pukul 5 sore. Setelahnya, gelombang tsunami datang dengan ketinggian hampir 6 meter dan kecepatan 800 km per jam.

Dalam peristiwa ini, korban tewas yang tercatat dalam peristiwa ini sebanyak 2.101 korban dan lebih dari 4 ribu lainnya mengalami luka. Di sisi lain, korban hilang mencapai angka 1.373 orang. BPBD mencatat, kerugian yang ditimbulkan melebihi angka Rp13,82 triliun.

Gempa Sumatera Barat

Gempa ini terjadi pada 30 September 2009 dengan kekuatan 7,6 skala richter. Akibat kejadian ini, 1.117 orang dinyatakan tewas. Sementara itu, warga yang mengalami luka berat sebanyak 1.214 orang dan luka ringan berjumlah 1.688 orang. Data milik BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Padang menyebutkan, beberapa wilayah yang mengalami kerusakan adalah Kota Pariaman, Bukittinggi, Padangpanjang, Agam, Solok, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kabupaten Pesisir Selatan.

Sementara jumlah rumah yang rusak berat akibat gempa adalah 135.448 unit, rusak sedang sebanyak 65.380 unit, dan rusak ringan sebanyak 78.604 unit. Pada awalnya, BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami. Namun belakangan, peringatan itu dicabut.

Erupsi Gunung Krakatau

Erupsi Gunung Krakatau merupakan salah satu bencana alam paling mematikan di Nusantara. Kejadian ini berlangsung pada Agustus 1883 yang kengeriannya tak kalah dari letusan Gunung Tambora tahun 1815. Melansir Jurnal Masyarakat & Budaya (2014) bertajuk ‘Letusan Krakatau 1883: Pengaruhnya Terhadap Gerakan Sosial Banten 1888’, diketahui bahwa letusan ini berdampak sangat besar bagi masyarakat sekitarnya.

Misalnya adalah gelombang tsunami dan masifnya material tumpahan gunung. Letusan Gunung Krakatau juga menyebabkan perubahan suhu udara dan iklim bagi dunia. Seperti yang terjadi di Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. Sementara itu, jumlah korban jiwa diperkirakan mencapai 35 ribu orang.

Gempa Yogyakarta

Yogyakarta diguncang gempa dengan kekuatan sebesar 5,9 SR terjadi pada 27 Mei 2006 dan menewaskan lebih dari 4 ribu orang. Melansir Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana (2014) dengan judul ‘Gejolak Sosial Paska Penanggulangan Bencana: Studi Bencana Gempa Bantul 2006’, Kabupaten Bantul menjadi lokasi yang paling terdampak karena lokasinya berada di pusat gempa.

Hasil penelitian yang dituangkan dalam jurnal tersebut juga mencatat bahwa masyarakat mengalami trauma mendalam yang berkepanjangan akibat kejadian tersebut. Namun bagi masyarakat Yogyakarta secara keseluruhan, gempa ini memberikan hikmah dan menjadi pelajaran tersendiri demi menyongsong kehidupan yang lebih baik. 

(Widi Agustian)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement