Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ini Penyebab Kenapa Wilayah Brunei Darussalam Terpisah Menjadi 2 Bagian

Asthesia Dhea Cantika , Jurnalis-Rabu, 18 Januari 2023 |20:09 WIB
Ini Penyebab Kenapa Wilayah Brunei Darussalam Terpisah Menjadi 2 Bagian
Ilustrasi (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA- Ini penyebab kenapa wilayah Brunei Darussalam terpisah menjadi 2 bagian memang menarik untuk dibahas. Negara serumpun dengan Indonesia ini memang termasuk negara yang unik.

Letak geografis negara Kesultanan ini terpisah oleh Negara bagian Serawak, Malaysia, yakni Limbang. Mengutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IX oleh Anwar Kurnia, bentang alam Brunei Darussalam terbagi menjadi dua bagian, yakni barat dan timur.

Bagian barat terdiri dari daerah Tutong, Belait, dan Brunei. Dimana wilayah ini mayoritas berupa dataran rendah dan rawa, kecuali di bagian selatan ada sedikit perbukitan.

Sementara itu barat Brunei Darussalam dialiri tiga sungai, yakni sungai Tutong, sungai Brunei, dan sungai Belait. Sungai Belait sendiri menjadi sungai terpanjang di negara Petro Dollar itu.

Melihat keadaan geografis Brunei Darussalam yang terbagi 2 bagian, tak sedikit yang bertanya terkait hal itu. Adapun berikut ini alasan negara dengan ibu kota Bandar Seri Begawan itu terbagi menjadi dua wilayah.

Ini penyebab kenapa wilayah Brunei Darussalam terpisah menjadi 2 bagian dikarenakan aturan berbeda

Dalam sejarah bagian wilayah Brunei Darussalam terpisah menjadi 2 bagian lantaran adanya aturan yang mengikat terkait kesultanan Brunei dan Britania Raya.

Menurut catatan dari Tiongkok dan Arab, pembagian ini dipengaruhi sejak abad VII atau VIII Masehi. Kesultanan Brunei yang ada ditaklukkan oleh Sriwijaya pada awal abad IX dan menguasai Kalimantan utara dan Filipina.

Dibawah Sriwijaya, Kesultanan Brunei dikalahkan oleh Majapahit, namun berhasil memerdekakan diri dan menjadi negara yang maju. Pada abad XV hingga XVII, Kesultanan ini mencapai puncak kejayaannya.

Sayangnya, kejayaan Brunei memudar setelah Sultan Hassa, lantaran perebutan kekuasaan dan juga bertumbuhnya pengaruh kekuasaan kolonial Eropa di daerah itu yang mengacaukan jalur-jalur perdagangan tradisional, menghancurkan dasar ekonomi Brunei dan banyak kesultanan Asia Tenggara lainnya.

Pada 1839, James Brooke seorang petualang Inggris datang ke Kalimantan dan menolong Sultan Brunei menumpas sebuah pemberontakan. Sebagai imbalannya, ia menjadi gubernur dan menjadi "Rajah Putih" dari Sarawak di Kalimantan barat laut, lalu mengembangkan daerah kekuasaan di bawah pemerintahannya.

Brooke tak pernah mengambil alih kekuasaan di Brunei, walaupun ia mencoba untuk melakukan hal itu. Ia bertanya kepada pemerintah Britania apakah ia boleh mengakui Brunei sebagai miliknya, namun ditolak.

Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, setelah menolak adanya undang-undang baru terkait pemerintah sendiri dengan keamanan dan pertahanan tetap dipegang oleh Britania Raya, Brunei juga menolak untuk bergabung dengan Sabah dan Sarawak di negara Malaysia yang baru terbentuk. Sultan Brunei pun memutuskan bahwa Brunei akan menjadi negara yang terpisah.

Oleh sebab itu, wilayah Brunei terpisah menjadi 2 bagian yang berbatasan darat secara langsung dengan Malaysia.

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement