JAKARTA - Sebelum meninggal, Sultan Agung merasakan ajalnya sudah dekat saat menjelang tahun kematiannya pada 1645.
Dia pun membangun Astana Imogiri sebagai tempat pemakamannya dan juga makam bagi keluarga raja-raja Kesultanan Mataram lainnya.
(Baca juga: Pasukan Mataram Gagal Taklukkan VOC, Sultang Agung Marah hingga Kirim Algojo)
Lokasinya berada di Gunung Merak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Mengutip dari Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, kompleks pemakaman ini dikenal dengan sebutan Pajimatan.
Kata Pajimatan berasal dari kata ‘Jimat’ yang artinya pusaka, tempat untuk pusaka.
Sultan Agung menjadi raja Kesultanan Mataram pertama yang dimakamkan di Astana Imogiri sehingga tempat tersebut menjadi leluhur serta pusaka bagi Kerajaan Mataram.
Astana Imogiri terdiri dari tiga kelompok besar yang berderet dari sisi barat ke sisi timur.
1. Kelompok makam Raja-raja Mataram Islam yang terdiri atas dua kedhaton, yaitu Kedhaton Sultan Agungan dan Kedhaton Pakubuwanan.
2. Kelompok makam Raja-raja Kasultanan Yogyakarta yang terdiri atas tiga kedhaton, yakni Kedhaton Kasuwargan, Kedhaton Besiyaran, dan Kedhaton Saptarengga.
3. Kelompok makam Raja-raja Kasunanan Surakarta yang terdiri atas tiga kedhaton, yakni Kedhaton Bagusan, Kedhaton Astana Luhur, dan Kedhaton Girimulya.
Profil Sultan Agung
Sultan Agung Hanyokrokusumo merupakan raja Mataram Islam yang berhasil membawa masa kejayaan Kesultanan Mataram pada 1627.