JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa fenomena seruak udara dingin dari dataran tinggi di Asia menjadi salah satu penyebab cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek hingga akhir bulan Februari 2023.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, pihaknya sudah mendeteksi bahwa sebelum 22 Februari 2023 akan adanya seruak udara dingin dari arah dataran tinggi di Asia yang disertai dengan arus lintas ekuatorial
“Jadi peringatan dini sebetulnya kami keluarkan pada tanggal 22 Februari yang lalu berlaku hingga 28 Februari, sehingga kami memprediksi ini akan masih terus berlangsung hingga 28 Februari ,” ujarnya dikutip dari keterangannya, Senin (27/2/2023).
“Hal tersebut mengakibatkan meningkatnya secara signifikan pembentukan awan-awan hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat dan juga Jabodetabek,” tambahnya.
Baca juga: Banjir Meluas, 45 Desa di Lamongan Terendam Imbas Luapan Anak Bengawan Solo
Dwikorita mengatakan, hal ini akan berakibat pada peningkatan curah hujan dapat mencapai ekstrem hingga 28 Februari 2023, khususnya di sebagian besar wilayah Jabodetabek akan diguyur hujan dengan intensitas lebat hujannya.
Baca juga: Sejumlah Kota Besar Diguyur Hujan Hari Ini, Berikut Lokasinya
“Terkonsentrasi di wilayah Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Tangerang, Depok. Terutama itu tadi di wilayah Jakarta Utara, di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Tangerang, dan Depok,” paparnya.
Ia pun meminta masyarakat agar terus memonitor perkembangan informasi cuaca dari BMKG baik meliputi cuaca yang terkait dengan curah hujan juga gelombang tinggi, bahkan juga banjir Rob di wilayah Jakarta Utara.
“Ini di kawasan pesisir juga apakah nanti ada peringatan dini tentang banjir Rob, itu kami akan selalu update. Jadi kemungkinan gangguan di wilayah pesisir itu selain hujan lebat, nah ini sangat dinamis ya perkembangannya lebih selain curah hujan adalah gelombang dan juga potensi banjir rob,” tandasnya.
(Fakhrizal Fakhri )