KYIV – Rusia mengambil alih kepemimpinan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Sabtu, (1/4/2023) di saat Presiden Vladimir Putin dituduh melakukan kejahatan perang di Ukraina. Kepemimpinan Rusia di Dewan Keamanan PBB menyebabkan kemarahan Ukraina, dengan Presiden Volodymyr Zelensky menyebutnya sebagai langkah yang absurd dan merusak.
Terakhir kali Rusia memegang kepresidenan bergilir dari badan yang bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan memerangi tindakan agresi internasional adalah pada Februari 2022 ketika pasukan Moskow melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.
"Sayangnya, kami ... memiliki beberapa berita yang jelas tidak masuk akal dan merusak," kata Zelensky dalam pidato video hariannya, sebagaimana dilansir Reuters. Dia menambahkan bahwa penembakan Rusia telah menewaskan seorang bocah laki-laki berusia lima bulan pada Jumat, (31/3/2023).
"Dan pada saat yang sama Rusia memimpin Dewan Keamanan PBB. Sulit membayangkan apa pun yang lebih membuktikan kebangkrutan total lembaga semacam itu," katanya.
Presidensi bergilir menurut abjad setiap bulan di antara 15 anggota. Meskipun sebagian besar bersifat prosedural, Kremlin dan pejabat Rusia lainnya berjanji untuk "menjalankan semua haknya" dalam peran tersebut.
Amerika Serikat pada Kamis, (29/3/2023) mendesak Rusia untuk "berperilaku secara profesional" ketika mengambil peran tersebut, dengan mengatakan tidak ada cara untuk memblokir Moskow dari pos tersebut.
Follow Berita Okezone di Google News