Polisi kelahiran Pelabuhan Ratu, Jawa Barat pada 30 Maret 1943 itu malah ikut diculik ke Lubang Buaya dan juga sempat disiksa. Dirinya turut menjadi saksi ketika para jenderal dimasukkan ke sebuah lubang galian nan sempit.
Lantaran takut dibunuh, Soekitman dengan cerdik pura-pura mati hingga akhirnya ketika penjagaan terhadapnya lengah, Soekitman melarikan diri.
Selanjutnya Soekitman melapor ke markas RPKAD pada 3 Oktotber. Ia dipertemukan dengan Kolonel Sarwo Edi Wibowo. Kemudian, diminta membuat denah denah tempat pembuangan mayat para jenderal.
Denah tersebut kemudian dijadikan petunjuk pasukan RPKAD menggerebek lokasi tersebut. Saat memandu mendampingi Mayor CI Santoso dan ajudan Letjen Ahmad Yani, Kapten CPM Subarti, Soekitman nyaris tak bisa menemukan lubang tersebut.