Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Benarkah Prabu Siliwangi Bermatamorfosa Menjadi Maung (Harimau)?

Furqon Al Fauzi , Jurnalis-Sabtu, 12 Agustus 2023 |06:04 WIB
Benarkah Prabu Siliwangi Bermatamorfosa Menjadi Maung (Harimau)?
Ilustrasi Prabu Siliwangi
A
A
A

BERDASARKAN Kepercayaan yang hidup di sebagian besar masyarakat Sunda, sebelum Prabu Siiwangi nga-hyang atau menghilang bersama para pengikutnya, beliau meninggalkan pesan atau wangsit yang dikemudian hari dikenal sebagai “Wangsit Siliwangi”.

Wangsit, yang bagi sebagian masyarakat Sunda itu sarat dengan filosofi kehidupan, menjadi semacam keyakinan bahwa Prabu Siliwangi telah bermetamorfosa menjadi Maung (Harimau) setelah Tapadrawa (bertapa hingga akhir hidup) di hutan belantara. Bagaimana kisah sebenarnya?

Simbol Harimau atau Maung dalam masyarakat Sunda terkait erat dengan legenda menghilangnya (nga-hyang) Prabu Siliwangi dan Kerajaan Pajajaran yang dipimpinnya pasca penyerbuan pasukan Islam Banten dan Cirebon yang juga dipimpin oleh keturunan Prabu Siliwangi.

Hiski Darmayana, Kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Sumedang dan Alumni Antropologi FISIP Universitas Padjadjaran dalam tulisannya berjudul "Prabu Siliwangi Dan Mitos Maung Dalam Masyarakat Sunda" menuliskan, konon, untuk menghindari pertumpahan darah dengan anak cucunya yang telah memeluk Islam, Prabu Siliwangi beserta para pengikutnya yang masih setia memilih untuk tapadrawa di hutan sebelum akhirnya nga-hyang.

 BACA JUGA:

Kisah bermula pada masa kekuasaan Raga Mulya dari kerajaan Pajajaran, tahun 1579, Pajajaran mengalami kehancuran akibat serangan pasukan Kesultanan Banten yang dipimpin Maulana Yusuf.

Peristiwa tersebut tercatat dalam Pustaka Rajyarajya Bhumi Nusantara parwa III sarga I halaman 219, sebagai berikut :

"Pajajaran sirna ing bhumi ing ekadaci cuklapaksa Wesakhamasa saharsa punjul siki ikang cakakala". (Pajajaran lenyap dari muka bumi tanggal 11 bagian terang bulan Wesaka tahun 1501 Saka atau tanggal 8 Mei 1579 M).

Prabu Raga Mulya beserta para pengikutnya yang setia tewas dalam pertempuran mempertahankan Ibu Kota Pajajaran yang ketika itu telah berpindah ke Pulasari, sekadarn Pandeglang.

Fakta sejarah tersebut menunjukkan bahwa keruntuhan kerajaan Pajajaran terjadi pada tahun 1579 atau 58 tahun setelah Prabu Siliwangi wafat. Berarti Prabu Siliwangi tidak pernah mengalami keruntuhan Kerajaan yang telah dipersatukannya.

 BACA JUGA:

Raja yang mengalami kehancuran Kerajaan Pajajaran adalah Prabu Raga Mulya yang merupakan keturunan kelima Prabu Siliwangi atau janggawarengnya Prabu Siliwangi.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement