JAKARTA - Pada masa sejarah kerajaan Hindu-Buddha mulai berdiri di Indonesia, terdapat dua kerajaan besar yang masing-masing menduduki wilayah Jawa.
Jika di wilayah Mojokerto, Jawa Timur terdapat Kerajaan Majapahit yang telah berdiri sejak tahun 1293 M. Dan di kota Bogor, Jawa Barat terdapat Kerajaan Pajajaran yang telah berdiri sejak tahun 923 M.
Kedua kerajaan tersebut sama-sama kerajaan Hindu-Buddha terbesar yang pernah dibangun di Indonesia. Apalagi Kerajaan Majapahit yang dikenal hampir menguasai seluruh bagian Nusantara. Namun, mengapa Majapahit tidak mampu menguasai wilayah Jawa Barat yang kala itu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran ? Simak ulasan berikut untuk mengetahui alasannya.
Alasan pertama mengapa Majapahit gagal menguasai Jawa Barat, karena berdasarkan cerita dari pra pendahulu, suku Jawa dan suku Sunda masih memiliki hubungan yang cukup dekat. Seperti yang diketahui, bahwa dua kerajaan besar tersebut masing-masing mewakilkan dua suku besar yang ada di Indonesia. Jika Kerajaan Majapahit sebagai simbol kekuasaan suku Jawa, maka Kerajaan Pajajaran dijadikan simbol kekuasaan bagi suku Sunda.
Berdasarkan hubungan tersebut menjadikan Majapahit enggan menguasai wilayah Sunda karena hubungan antara Jawa dan Sunda. Hal ini juga diperkuat dengan beberapa keturunan Raja Majapahit masih terdapat keturunan Sunda.
Alasan kedua, Kerajaan Pajajaran dikenal memiliki kekuatan militer dan pertahanan yang kuat untuk melindungi rakyatnya dan menjadikan kerajaanya hidup aman dan tentram. Walaupun telah dibidik oleh Mahapatih Gajah Mada untuk menaklukan tanah Sunda untuk memenuhi sumpah palapa yang dibuatnya. Namun, wilayah Sunda masih tetap kuat, aman, dan stabil.
Kerajaan Pajajaran saat itu dikenal sangat kuat dalam bidang militer dan pertahanan. Hal ini karena Raja Siliwangi dikenal memiliki pasukan gaib yang menjadikan angkatan perang yang dimilikinya sangat kuat. Selain itu terdapat angkatan perang Kerajaan Pajajaran yang diajarkan ilmu kanuragan, yang menjadikan kekuatan militer milik Kerajaan Pajajaran sulit tertandingi.
Alasan ketiga, terjadinya salah satu sejarah hitam antara Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Pajajaran saat terjadinya Perang Bubat.
Perang Bubat terjadi pada tahun 1357, saat Majapahit berada di puncak kejayaannya dibawah pimpinan Raja Hayam Wuruk.
Perang ini menjadi awal mula terjadinya sejarah kelam yang terjadi antara suku Jawa dan suku Sunda yang disimbolkan oleh dua kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Indonesia. Awal mula perang ini karena ambisi politik Gajah Mada yang ingin menaklukan Kerajaan Pajajaran yang saat itu menjadi satu-satunya kerajaan yang belum berhasil ditaklukan oleh Majapahit.
Upaya untuk menaklukan Kerajaan Pajajaran dilakukan melalui perjodohan antara Raja Hayam Wuruk dan Dyah Pitaloka putri Kerajaan Sunda Pajajaran. Namun, saat mengetahui bahwa pernikahan tersebut artinya Kerajaan Sunda akan mengakui kekuasaan Kerajaan Majapahit, langsung terjadi penolakan oleh Kerajaan Sunda.
Merasa tidak terima, akhirnya pecahlah Perang Bubat yang terjadi di Trowulan, Mojokerto. Melalui perang ini seluruh pasukan dari Pajajaran tewas, bahkan sang Raja atau ayah dari Dyah Pitaloka juga ikut tewas dalam peperangan ini.
Mengetahui seluruh pasukannya dan ayahnya tewas, Dyah Pitaloka akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri dengan bunuh diri. Peristiwa ini tertuliskan dalam Kitab Pararaton.
Perang Bubat juga menjadikan hubungan antara Raja Hayam Wuruk dan Gajah Mada renggang. Hal ini dikarenakan Hayam Wuruk yang kecewa terhadap keegoisan Gajah Mada dalam menaklukan seluruh kerajaan di nusantara, yang harus menyebabkan wanita yang dicintai Hayam Wuruk yaitu Dyah Pitaloka mati mengenaskan.
Walaupun seluruh pasukannya tewas dan mengalami kekalahan. Kerajaan Pajajaran tidak pernah mengakui atas kekuasaan Majapahit. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa melalui perang bubat Majapahit juga belum berhasil menguasai Jawa Barat.
Akibat Perang Bubat juga hubungan antara suku Jawa dan suku Sunda tidak berjalan baik. Hingga saat ini masih ada mitos yang melarang orang dari suku Jawa menikah dengan orang dari suku Sunda.
Demikian alasan mengapa Majapahit tidak pernah berhasil menaklukan Jawa Barat. Satu-satunya kerajaan yang dapat menguasai Kerajaan Pajajaran yang saat itu berdiri adalah Kesultanan Banten, hal ini juga didukung karena kondisi Kerajaan Pajajaran yang sudah tidak stabil pada saat itu.
(Khafid Mardiyansyah)