Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kominfo: Masyarakat Sudah Miliki Kemampuan Digital Tapi Tak Dibarengi dengan Etika Digital

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis-Sabtu, 25 November 2023 |20:51 WIB
   Kominfo: Masyarakat Sudah Miliki Kemampuan Digital Tapi Tak Dibarengi dengan Etika Digital
Staf Ahli Menkominfo Widodo Muktiyo (Foto: Antara)
A
A
A

JAKARTA - Masyarakat kini tengah menghadapi perubahan yang sangat cepat dan mengalami social complexcity menuju supersmart society atau masyarakat yang super cerdas, akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat.

Staf Ahli Menkominfo Widodo Muktiyo mengatakan bahwa perkembangan teknologi yang sangat cepat tidak bisa diikuti dengan kemampuan dan kapasitas kognitif sehingga menciptakan blind zone atau wilayah gelap yang menimbulkan sejumlah masalah.

"Masyarakat sudah memiliki kemampuan digital atau digital skill dalam menggunakan teknologi, namun tidak dibarengi dengan etika digital," ujarnya dalam seminar daring 'Tantangan dan Peluang Transformasi Komunikasi di Era Digitalisasi 5.0'yang digelar Jurusan Ilmu Komunikasi, Fikom Universitas Pamulang, Kamis 23 November 2023.

Ini terbukti dengan banyaknya masyarakat yang memanfaatkan teknologi untuk mengakses hal hal yang kurang tepat seperti perjudian, pornografi, dan lainnya. Bahkan banyak yang menggunakan platform digital terutama media sosial untuk menyebarkan berita bohong, berita palsu, hingga ujaran kebencian.

Kemampuan digital skill bukan hanya dimiliki oleh anak anak muda, namun juga orang tua dan ibu ibu rumah tangga.

“Jangan dikira ibu-ibu itu tidak suka digital. Ibu-ibu suka sekali digital untuk belanja online, namun tiba tiba terjerat hutang pinjol,” sambung Guru Besar Ilmu Komunikasi UNS tersebut.

Masyarakat harus bisa menjawab tantangan dalam memasuki era baru industri 5.0, dengan melahirkan peradaban berkomunikasi yang didukung oleh teknologi, menjadi sebuah wisdom atau kearifan. Karena berdasarkan sebuah penelitian, ternyata masyarakat Indonesia memiliki kearifan yang tinggi tetapi saat memasuki era digital, kita terkenal masyarakat yang etikanya diabaikan.

“Ini oto kritik kita terhadap kondisi masyarakat, dari hasil penelitian bahwa kearifan dunia nyata di era digital ada pergeseran yang signifikan,” tambahnya.

Praktisi dan konsultan teknologi informasi dan komunikasi Ir Amin menambahkan bahwa proses digitalisasi di semua lini kehidupan dan industri akan semakin cepat dan membuat manusia akan semakin tergantung dengan kemudahan serta kenyamanan teknologi digital.

Di masa mendatang, lanjut dia, kehidupan sehari hari akan didominasi oleh teknologi dan artificial intelligence (AI), di mana seluruh pekerjaan manusia yang sifatnya repetitif, administratif, analisa data kompleks akan digantikan oleh teknologi digital atau robotik. Karena itu masyarakat harus belajar menerima dan beradaptasi dengan perubahan yang cepat.

Di sisi lain proses pengambilan keputusan masyarakat terhadap sesuatu hal, baik untuk masalah sosial kemasyarakatan, ekonomi dan bisnis sudah semakin cepat karena menggunaan informasi dan teknologi digital bukan lagi dari media tradisionanal.

Amin pun mengingatkan kepada masyarakat terutama para mahasiswa, jika ingin survive di era teknologi informasi dan komunikasi, maka harus mau beradaptasi dan menerima perubahan yang sangat cepat, memelihara daya kritis dan rasa ingin tahu serta tidak mudah percaya terhadap informasi yang kita terima, mau mempelajari teknologi dan AI yang relevan, serta mempelajari problem dan keperluan industri sedini mungkin.

Hal yang paling penting adalah masyarakat harus berhati hati dalam berperilaku menggunakan teknologi digital, karena semua perilaku digital sangat mudah terlacak dan sangat sulit dihapus. “Jangan sampai perilaku berteknologi menjadi hambatana di masa depan,” pungkasnya.

(Fakhrizal Fakhri )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement