Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Asal Usul Nama Cengkareng, Berawal dari Tjankaar hingga Lokasi Industri Gula

Rahma Atridayana Dwanti , Jurnalis-Rabu, 29 November 2023 |14:26 WIB
Asal Usul Nama Cengkareng, Berawal dari Tjankaar hingga Lokasi Industri Gula
Landhuis Tjengkarang atau Rumah Cengkareng (foto: dok wikipedia)
A
A
A

CENGKARENG, kini merupakan sebuah kecamatan di Jakarta Barat, memiliki sejarah yang panjang dan dipenuhi dengan berbagai peristiwa yang membentuk identitasnya. Sebelum menjadi Cengkareng seperti yang kita kenal saat ini, wilayah ini telah melalui perubahan nama dan peristiwa penting yang mencerminkan evolusi dan adaptasi masyarakatnya.

Berikut sejarah dan asal usul Cengkareng, seperti dilansir dari berbagai sumber.

Asal Usul Nama Cengkareng

Dalam literasi sejarah, terdapat beberapa versi tentang asal-usul nama Cengkareng, dan setiap versi memberikan gambaran yang menarik tentang perjalanan panjang wilayah ini.

Sebelum akhirnya dinamakan Cengkareng, wilayah ini dikenal dengan berbagai nama seperti tjankaar, tjangkarang, dan tjengkarang. Dalam literasi lain, disebutkan bahwa kata Cengkareng berasal dari kata Tjankaar.

Dalam bahasa Belanda, Tjankaar berarti terkekeh. Namun, belum jelas mengapa kata 'ang' ditambahkan di belakang kata Tjangkaar. Seiring berjalannya waktu, namanya kemudian melebur dan menjadi Tjangkaarang.

Di sisi lain terdapat versi yang cukup menarik adalah bahwa nama Cengkareng berasal dari tanaman tjengkarang yang dahulu banyak mendominasi wilayah ini. Pohon tjengkarang memberikan ciri khas tersendiri pada lanskap Cengkareng pada masa sebelum kedatangan VOC ke Indonesia.

Masa Industri Gula di Cengkareng

Pada tahun 1730-an, industri gula merajai wilayah Cengkareng. Para pengusaha gula pada masa itu menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar utama untuk proses produksi.

Ini mencakup penebangan berbagai jenis pohon, termasuk pohon tjengkarang yang banyak tumbuh di wilayah ini. Keberlanjutan industri gula yang membutuhkan bahan bakar kayu besar-besaran kemudian membawa dampak besar terhadap lingkungan Cengkareng.

Mengikuti permintaan industri gula, para pengusaha pada masa itu tidak ragu untuk menebang pohon apa pun yang dapat digunakan sebagai kayu bakar. Termasuk didalamnya adalah pohon tjengkarang yang menghiasi Cengkareng. Akibatnya, pohon tjengkarang menghadapi ancaman kepunahan, dan seiring waktu, semakin sulit ditemui di wilayah ini.

Peninggalan Masa Kolonial Belanda di Cengkareng

 

Landhuis Tjengkarang atau Rumah Cengkareng memiliki akar sejarah yang kuat dan berhubungan erat dengan masa kolonial Belanda. Bangunan ini didirikan pada tahun 1762 oleh Michiel Romp dan digunakan sebagai tempat tinggal atau markas oleh pejabat-pejabat Belanda yang bertugas di wilayah tersebut.

Seiring berjalannya waktu, peran Landhuis Tjengkarang berkembang, mencerminkan transformasi sosial dan politik yang terjadi di Cengkareng. Selama masa kolonial, Landhuis Tjengkarang tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal para pejabat Belanda, tetapi juga sebagai pusat administratif dan tempat pertemuan penting.

Bangunan ini menjadi saksi bisu bagi banyak peristiwa sejarah yang terjadi di Cengkareng, termasuk kegiatan perdagangan dan pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi wilayah tersebut.

Pada penghujung tahun 1980, Landhuis Tjengkareng menghadapi nasib yang tragis seiring dengan pembangunan Jalan Outer Ring Road. Tertutup oleh debu dan kebijakan penggusuran, Landhuis Tjengkareng yang pernah menjelma sebagai saksi bisu sejarah pun lenyap.

Demikianlah sejarah dan asal usul Cengkareng, dari namanya yang bermetamorfosis hingga jejak perubahan lingkungan, Cengkareng menjadi cermin perjalanan zaman.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement