JAKARTA - Soekarno alias Bung Karno terkenal sebagai ‘singa podium’. Pidato-pidatonya melegenda dan mampu membakar semangat, tak hanya bagi orang-orang pada zamannya, namun juga bagi generasi sekarang.
Salah satu pidato Bung Karno adalah saat 1 Syawal 1362 Hijriah yang bertepatan dengan tanggal 1 Oktober 1943. Pada tanggal 1 Oktober 1943 Majalah M.I.A.I. (Majlis Islam Ala Indonesia) menerbitkan pidato Bung karno soal Lebaran dan Peperangan.

Mengenal Resimen Tjakrabirawa di Era Soekarno, Jadi Cikal Bakal Paspampres
Berikut isinya:
"Peperangan makin memoentjak! Kita menghadapi elimaznja (memoentjaknja) peperangan sekarang ini! Insjafkah kita akan arti Lebaran kita itoe? Di dalam pidato radio saya pada tanggal 15 september, saya anjurkan supaya kita semua tahan menderita di dalam peperangan ini.
Saya katakan, bahwa tiada satu bangsa yang tidak menderita di masa perang, dan bahwa tiada bangsa dapat mencapai kemenangan, kalau tiada tahan menderita. Mengutip Alquran surat asy-Syarh (94) ayat 5, Soekarno menulis INNAMAAL OESRI JOESRA, kebahagiaan sesoedah kesoesahan!" tulis Sukarno di majalah M.I.A.I, 1 Oktober 1943.
BACA JUGA:
Dilihat dari tulisannya Soekarno berusaha memaknai perang dan penderitaan serta harapan akan kemenangan akan datang setelah kesusahan. Makna seruan Soekarno tersebut seirama dengan seruan dengan ‘Lebaran Kita haroes merajakan Lebaran sekarang ini didalam semangat tahan-menderita itoelah! Satu boalan kita berpuasa! MELATIH DIRI TAHAN-MENDERITA! Marilah kita hadapi ,, tahoen jang baroe ini sebagai satoe bangsa, jang benar-benar berlatih tahan-menderita didalam boelan Ramadhan’.
Soekarno berusaha menganalogikan puasa sebagai penderitaan untuk melatih diri dan Lebaran sebagai kemerdekaan dan buah hasil dari penderitaan atau perjuangan.
Di akhir tulisannya Sokarno menulis: Maka kemenangan-achir pasti dipihak kita! Kalimat ini merefleksikan bukan hanya kemenangan dari satu bulan berpuasa, tapi kemenangan atas perjuangan selama berjuang.
(Qur'anul Hidayat)