 
                
GAZA – Pasukan Israel menyerbu jauh ke dalam reruntuhan tepi utara Gaza pada Senin (13/5/2024) untuk merebut kembali wilayah tersebut dari pejuang Hamas. Sementara di selatan, tank dan tentara menerobos jalan raya menuju Rafah, membuat warga sipil Palestina berebut mencari keselamatan.
Beberapa pertempuran paling sengit selama berminggu-minggu terjadi di wilayah utara dan selatan. Operasi Israel di Rafah, yang berbatasan dengan Mesir, telah menutup titik perlintasan utama bantuan. Menurut kelompok kemanusiaan, haal ini memperburuk situasi yang sudah mengerikan.
Ratusan ribu orang terpaksa mengungsi lagi setelah sekitar setengah penduduk Gaza berlindung di sana setelah Israel memerintahkan evakuasi dari Gaza utara pada bulan Oktober.
Otoritas kesehatan Gaza meminta tekanan internasional untuk membuka kembali akses melalui perbatasan selatan untuk memungkinkan masuknya bantuan, pasokan medis dan bahan bakar untuk pembangkit listrik dan ambulans.
“Yang terluka dan sakit mengalami kematian yang lambat karena tidak ada perawatan dan pasokan serta mereka tidak dapat melakukan perjalanan,” katanya, dikutip Reuters.
Seorang anggota staf asing Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tewas pada Senin (13/5/2024) ketika sebuah kendaraan yang menuju ke sebuah rumah sakit di Rafah ditabrak, yang merupakan korban internasional pertama PBB dalam perang Gaza.
Di Jabalia, Gaza utara, sebuah kamp pengungsi luas yang dibangun untuk pengungsi Palestina 75 tahun lalu, pasukan Israel mendesak ke wilayah yang mereka klaim telah membubarkan Hamas beberapa bulan lalu.
Warga melarikan diri di sepanjang jalan yang dipenuhi puing-puing sambil membawa tas berisi barang-barang. Peluru tank mendarat di tengah kamp dan pejabat kesehatan mengatakan mereka telah menemukan 20 mayat dari serangan udara semalam.
"Kami tidak tahu ke mana harus pergi. Kami telah mengungsi dari satu tempat ke tempat lain. Kami berlarian di jalanan. Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri. Saya melihat tank dan buldoser. Di sanalah jalan,” kata seorang perempuan yang tidak menyebutkan namanya.
Korban tewas warga Palestina dalam perang tersebut kini telah melampaui 35.000 orang, dengan 57 orang tewas dalam 24 jam terakhir, menurut pejabat kesehatan Gaza, yang angkanya tidak membedakan antara warga sipil dan pejuang.
Pasukan Israel berupaya memusnahkan Hamas, yang menyatakan pihaknya berkomitmen terhadap kehancuran Israel. Kelompok militan tersebut menyerbu Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, berdasarkan perhitungan Israel.
Sayap bersenjata Hamas mengatakan karena pemboman Israel, mereka kehilangan kontak dengan militan yang menjaga empat sandera Israel. Termasuk warga negara AS-Israel Hersh Goldberg-Polin, yang muncul dalam video yang dirilis oleh Hamas pada akhir April.
(Susi Susanti)