JAKARTA - Perjalanan karier militer Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), lulusan terbaik Akademi Militer 1973, dipenuhi dengan berbagai tantangan dan peristiwa yang tak terduga.
Walaupun dimulai dengan gemilang, namun ada beberapa rintangan yang harus dihadapi sebelum akhirnya mencapai posisi yang tinggi dalam hierarki militer.
Pada periode 1998-1999, SBY mencapai pangkat letnan jenderal dan menjabat sebagai kepala staf teritorial ABRI. Namun, upayanya untuk menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tidak membuahkan hasil.
Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur lebih memilih Jenderal TNI Tyasno Sudarto untuk menempati posisi KSAD pada 1999, yang menandai akhir dari asa SBY.
Presiden Gus Dur memutuskan untuk memilih Tyasno Sudarto sebagai gantinya, dengan alasan bahwa SBY terlalu terlibat dalam urusan politik.
Selama karier militer, SBY dikenal sebagai seorang 'jenderal di balik meja', karena kecakapan strategisnya. Sebagai perwira menengah, SBY sering menjadi penulis pidato untuk para pemimpin militer.
Mengenai kehidupan pribadinya, mendiang Ani Yudhoyono, istri SBY, mengisahkan bahwa pada awal tahun 1990-an, karier SBY berjalan mulus. Ia bertugas sebagai perwira koordinator staf ahli Dinas Penerangan TNI AD di Jakarta, di mana salah satu tugasnya adalah menulis pidato untuk Kepala Staf TNI AD dan Wakil KSAD.
Meskipun mengalami beberapa rintangan, SBY tetap berhasil menorehkan banyak prestasi dalam karier militernya. Namun, puncak karier militer SBY berakhir ketika ia diangkat menjadi Menteri Pertambangan dan Energi oleh Gus Dur.
Dari Mentambem, SBY terus naik pangkat dan menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik Sosial Keamanan di berbagai rezim presiden. Kesempatan politik terbuka ketika amendemen konstitusi memungkinkan pemilihan langsung presiden dan wakil presiden.
Pada tahun 2001, SBY memutuskan untuk terjun ke dunia politik praktis dengan merintis pendirian Partai Demokrat, di mana ia menjadi ketua umum. Puncak kariernya adalah ketika ia terpilih sebagai Presiden RI pada pemilihan presiden tahun 2004. Ia menjadi presiden selama dua periode, 2004-2009 dan 2009-2014.
(Arief Setyadi )