PAKISTAN - Imran Khan, mantan Perdana Menteri (PM) Pakistan yang dipenjara mengincar peran baru dari balik jeruji. Dia melamar pekerjaan sebagai rektor Universitas Oxford.
Khan, yang telah mendekam di penjara selama lebih dari setahun atas tuduhan yang menurutnya bermotif politik, mengajukan lamarannya sebelum batas waktu pada Minggu (18/8/2024) malam. Hal ini dikonfirmasi penasihatnya di X.
Mantan bintang kriket itu kini telah menjadi anggota kehormatan Keble College, Oxford, tempat ia belajar filsafat, politik, dan ekonomi (PPE) pada tahun 1972.
Universitas Oxford tidak memberikan komentar tentang lamaran khusus tersebut dan tidak akan mengonfirmasi kandidat untuk posisi tersebut hingga awal Oktober dengan pemungutan suara yang akan diadakan secara daring pada tanggal 28 Oktober.
Sebelumnya, para kandidat diharuskan dicalonkan oleh 50 anggota Sidang Umum Universitas.
Jabatan rektor Oxford sebagian besar bersifat seremonial dan dipilih oleh lulusan universitas yang telah memperoleh gelar asalkan mereka telah mendaftar untuk memilih dan anggota jemaat universitas termasuk staf akademik.
Kandidat tidak boleh menjadi mahasiswa saat ini, karyawan Universitas, atau kandidat untuk jabatan politik.
Christopher Patten adalah rektor yang akan lengser, yang telah memegang jabatan tersebut sejak 2003.
Lord Patten, 80 tahun, adalah Gubernur Hong Kong terakhir dari tahun 1992 hingga 1997 dan ketua Partai Konservatif dari tahun 1990 hingga 1992.
Imran Khan dipenjara pada tanggal 5 Agustus karena gagal mendeklarasikan penjualan hadiah negara dengan benar.
Kasus terhadap mantan politisi tersebut meningkat dan pria berusia 71 tahun tersebut dijatuhi tiga hukuman penjara yang panjang, tetapi semua itu kini telah dibatalkan.
Sebuah panel Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan penahanannya sewenang-wenang tetapi Khan tetap di penjara dengan kasus-kasus baru yang menjerat namanya.
(Susi Susanti)