MALAYSIA - Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengecam dunia Barat yang harus berhenti mengendalikan media internasional soal pemberitaan perang Gaza. Hal ini terkait dengan narasi yang tidak akurat tentang perang yang sedang berlangsung di Gaza.
Anadolu melaporkan, mengutip kantor berita Bernama milik pemerintah Malaysia, saat meresmikan KTT Masjid Seluruh Malaysia untuk Al-Aqsa dan Palestina di Kuala Lumpur, ia menekankan bahwa Barat tidak perlu mengajari dunia Muslim tentang makna demokrasi, hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan.
"Kita harus jelas dan tidak dapat ditentukan oleh negara-negara Barat yang ingin memulai narasi pada 7 Oktober," terangnya, dikutip Al Jazeera.
"Penghancuran berkelanjutan [di Palestina] terjadi sejak 1948, diikuti oleh invasi langsung ke Masjid Al-Aqsa pada 1969. Faktanya, sekarang penghancuran terus berlanjut, baik infrastruktur maupun manusia dan genosida. Inilah yang terjadi," lanjutnya.
Seperti diketahui, gencatan senjata Gaza masih sulit tercapai. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sibuk menghubungi para pemimpin Qatar dan Mesir pada Jumat (23/8/2024) untuk segera mewujudkan gencatan senjata Gaza. Biden menghubungi mereka melalui telepon untuk mendorong kesepakatan gencatan senjata yang sulit dicapai.
Keterangan Gedung Putih tentang panggilan telepon tersebut mengatakan Biden berbicara dengan emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, dan secara terpisah dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi untuk membahas upaya diplomatik untuk menyelesaikan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.