“Pembangunan kapal korvet dan fregat buatan dalam negeri, serta rencana penguatan sistem radar dan early warning maritim dan mendatangkan kapal induk Garibaldi dari Itali, adalah investasi jangka panjang yang memperkuat posisi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia,” ulasnya.
Menurutnya, program modernisasi armada TNI AL dan kerja sama strategis dalam pembangunan Unmanned Surface Vehicle (USV) maupun kapal selam generasi baru menegaskan bahwa visi pertahanan maritim kini semakin visioner dan terukur.
“Langkah diversifikasi alutsista ini menunjukkan kesadaran strategis bahwa kekuatan pertahanan menjadi basis diplomasi yang dihormati,” imbuhnya.
Dilanjutkannya, arah diplomasi Prabowo sesungguhnya merupakan aktualisasi dari konsep Wawasan Nusantara, di mana pandangan geopolitik menempatkan Indonesia sebagai bangsa maritim yang utuh, berdaulat, dan berperan aktif dalam menjaga stabilitas kawasan.
“Diplomasi dan pertahanan bukan dua kutub yang terpisah. Di bawah Presiden Prabowo, keduanya mulai berjalan beriringan untuk memastikan kepentingan nasional terlindungi dari Sabang sampai Merauke, dari dasar laut hingga orbit antariksa,”tandasnya.
(Fahmi Firdaus )