Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

PDIP Masih Bimbang Lepas Mangku Pastika

Rohmat , Jurnalis-Kamis, 01 November 2012 |07:33 WIB
PDIP Masih Bimbang Lepas Mangku Pastika
Foto: Okezone
A
A
A

DENPASAR - PDIP Bali dinilai bimbang melepas Made Mangku Pastika dalam pemilihan gubernur 2013, karena masih menunggu sikap Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Dipihak lain, penolakan terhadap Pastika makin nyaring terdengar dari elit maupun aspirasi di bawah, yang menginginkan agar PDIP mengusung kader sendiri.

Keretakan hubungan Pastika dan Wagub, Anak Agung Ngurah Puspayoga, belakangan kian memperkuat sinyalemen, aspirasi untuk mengusung kader dalam Pemilihan Gubernur Bali. Meski begitu, sejatinya masih ada kegamangan sikap di antara kader dan elit partai dengan lambang banteng moncong putih ini.

"Kalau Gubernur Pastika dan Wakil Gubernur Puspayoga saat ini terlihat berseberangan atau tidak cocok lagi, kami baru tahu sekarang. Tetapi mereka ini kan paket, apakah selamanya akan berbeda, kita tidak tahu," kata pengamat politik Nyoman Subanda di Denpasar, Kamis (1/11/2012).

Dia melihat, dari aspek percaturan politik, saat ini, cocok tidak cocok terkadang bukan pada konteks ini, melaikan lebih pada tataran kepentingan. "Kalau mereka dianggap tidak cocok lagi, tetapi kalau Mega menghendaki harus berpaket lagi, mau bilang apa," ucap Subanda.

Meskipun  di bawah menyuarakan penolakan, hanya akan membuang energi besar. Sebab, dalam catatan perjalanan partai belum pernah ada bargaining politik dimiliki pengurus DPC atau DPD, kepada induk partainya di DPP. Setelah melihat sinyalemen yang muncul, sejatinya sudah terbaca dalam bahasa tubuh dan segala macam lainnya bahwa pengurus di bawah tidak berani mengambil sikap tegas.

Hal itu cukup beralasan, sebab dalam sistem parpol saat ini masih bersifat sentralistik. Demikian juga dengan PDIP, belum penah ada keputusan penting menyangkut pilgub, tanpa menunggu restu pusat karena masih mega sentris. Kondisi serupa terjadi pada partai lain, sebab sistem patai saat ini masih menunggu restu pusat. "Hampir semua sistem kepartaian kita memakai restu dan rokemendasi pusat," tandasnya.

Disinggung peluang Puspayoga jika tetap nekat maju dalam pilgub mendatang, Konda melihat bagamanapun dari sisi elektibilitas di masyarakat, Pastika jauh lebih unggul dibanding figur lainnya. Secara pribadi elektabilitas Pastika masih tinggi, terlihat setidaknya saat isu PDIP akan mendepak Pastika, parpol lain siap meminangnya. Termasuk organisasi kemasyarakatan ramai-ramai mendukung pencalonan Pastika.

"Jadi, saya lihat PDIP masih fifty-fifty, berfikir mau lepas Pastika atau tidak karena masih menunggu sikap Mega," imbuh dosen Universitas Pendikan Nasional ini.

Menyangkut masalah kesehatan Pastika,  mungkin dokter yang lebih tahu. Namun dari pernyataan Pastika bahwa tidak ada masalah dengan kesehatannya, makin menguatkan bahwa mantan Kapolda Bali itu akan maju lagi.

Jika Pastika maju terlebih mendapat restu Mega, maka dalam prediksinya akan berpeluang memenangi pilgub. Dengan catatan, mesin politik masih bekerja dengan baik.

Untuk konteks politik di Bali, sambung Subanda, PDIP masih lebih besar peluangnya untuk menang, mengingat semua mesin politiknya masih kuat tersebar di semua kabupaten/kota. Hanya saja, dia mengingatkan, bagaimanapun harus bercermin dari Pilgub DKI, di mana figur kuat Jokowi yang akhirnya menentukan pilihan rakyat.

"Kita bercermin dari Jakarta, bagaimana koalisi parpol besar saja bisa kalah. Tinggal kita lihat seberapa kuat figur yang diusung nanti, ," pungkasnya.

(Risna Nur Rahayu)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement