Marak Pemerkosaan, Buruh Perempuan Diminta Siaga Bambu di Tas

JAKARTA - Lemahnya aparat penegak hukum dalam melindungi kaum perempuan dari aksi kekerasan seksual dan pemerkosaan, membuat aliansi wanita yang tergabung dalam organisasi Perempuan Mahardika, Forum Buruh Lintas Pabrik dan Radio Buruh Perempuan Marsinah FM membentuk Barisan Maju Buruh (BAMBU) Perempuan.  
 
Koordinator BAMBU, Ampi, mengatakan tujuan dibentuknya gerakan ini dalam rangka memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada para perempuan agar bisa melindungi diri dari maraknya aksi-aksi kekerasan dan pemerkosaan.
 
"Kami akan memberikan penyadaran melalui pendidikan. Membuat kampanye berupa selembaran dan orasi, agar para perempuan pandai-pandai menghadapi pelaku dengan cara apapun," ujar Ampi di Kantor KontraS, Jakarta, Jumat (19/4/2013).
 
Gerakan BAMBU itu sendiri, lanjut Ampi, akan dilaunching bertepatan dengan Hari Kartini pada 21 April mendatang di Cakung, Jakarta Utara. Dalam acara itu, akan dihadiri oleh ribuan buruh yang akan membawa sebilah bambu berukuran 40 sentimeter sebagai bentuk pertahanan diri aksi kekerasan terhadap perempuan.
 
Lebih lanjut Ampi mengatakan bahwa nantinya bambu tersebut diimbau untuk dibawa oleh kaum buruh dalam keseharianya, hal itu untuk menghindari bila terjadi aksi kekerasan di jalan. Terlebih para buruh tak difasilitasi kendaraan jika pulang kerja hingga pukul 21.00 WIB.
 
"Perempuan agar membawa bambu di dalam tasnya, itu yang akan kami terapkan ke teman-teman. Karena jika kepepet bisa mengeluarkan bambu tersebut," katanya.
 
Tak hanya memberikan penyadaran melalui pendidikan, BAMBU ini juga akan memfasilitasi bantuan hukum bagi para korban yang mengalami kekerasan dan tindak pemerkosaan.
 
"Kami barisan BAMBU menerima laporan kekerasan terhadap perempuan, kami siap mengadvokasi," tutupnya.
 

(TB Ardi Januar)