Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

6.000 Orangutan Sumatera Terancam Punah

Salman Mardira , Jurnalis-Rabu, 29 Mei 2013 |23:09 WIB
6.000 Orangutan Sumatera Terancam Punah
Meisin, Orangutan yang disita tim (Foto: Salman/okezone)
A
A
A

BANDA ACEH - Sekira 6.000 ekor orangutan Sumatera (pongo abelii) terancam punah karena maraknya perusakan hutan yang menjadi habitatnya, perdagangan dan perburuan. Mereka tersebar di kawasan Aceh dan Sumatera Utara.

"Populasi orangutan sumatera sekarang tinggal 6.000 ekor lagi. Habitat mereka sekarang sangat terancam akibat perusakan hutan, perdagangan, dan juga perburuan. Kalau tidak diatasi segera, kepunahan mereka tinggal menunggu waktu saja," kata Sekretaris Forum Orangutan Aceh (Fora), Azhar, kepada Okezone di Banda Aceh, Rabu (29/5/2013).

Habitat orangutan sumatera di Aceh terdapat di Rawa Gambut Tripa, Rawa Singkil, dan Kawasan Ekosistem Leuser. Beberapa kawasan tersebut kini marak perambahan hutan untuk penanaman sawit, seperti yang terjadi di Rawa Tripa Kabupaten Nagan Raya.

Rawa gambut seluas sekira 62 ribu hektare itu diyakini sebagai habitat bagi 200 ekor orangutan, namun sebagian besar rawa tersebut kini sudah beralih fungsi menjadi perkebunan sawit. 

Menurut Azhar, sebanyak 261 ekor orangutan sumatera berhasil disita dari pemelihara ilegal sejak 11 tahun terakhir.

"143 ekor di antaranya berasal dari Aceh, selebihnya itu dari dari tempat lain di luar Aceh. Ini menjadi bukti bahwa memang perdagangan dan perburuan orangutan itu marak sekali," ujarnya.

Azhar menilai, perdagangan dan perburuan orangutan marak karena tingginya permintaan serta buruknya penegakan hukum di Indonesia sekarang. Padahal kegiatan itu melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam.

"Dari 143 ekor orangutan yang disita sejak 2002 itu, tidak satu pun yang ditindak secara hukum. Pembiaran seperti itu sangat kita sesalkan. Ini menjadi salah satu sebab marak terjadi perdagangan dan perburuan orangutan," sebutnya.

(Kemas Irawan Nurrachman)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement