Bonek Disweeping di Mojokerto

Tritus Julan, Jurnalis
Rabu 14 April 2010 18:39 WIB
(Foto: Tritus Julan)
Share :

MOJOKERTO - Aparat kepolisian dari Polresta Mojokerto tak ingin kecolongan dengan ulah para bonek, supporter Persebaya Surabaya yang kerap melakukan perusakan fasilitas umum terutama di stasiun kereta api (KA). Rabu siang, para bonek yang berangkat ke Surabaya dengan menumpang KA di sweeping.
 
Aksi sweeping ini dilakukan polisi sejak pukul 13.00 di stasiun KA Mojokerto. Polisi menggeledah semua bonek yang akan menumpang kereta api menuju Surabaya. Beberappa KA yang berhenti di stasiun juga tak luput dari sweeping petugas. Polisi memeriksa setiap barang bawaan mereka.
 
Dari sekian bonek yang di sweeping, petugas tak menemukan benda-benda yang dianggap membahayakan. Banyaknya petugas polisi yang berada di stasiun membuat para bonek berpikir ulang untuk melakukan tindakan anarkistis seperti sebelumnya. Mereka cenderung jinak dan menuruti setiap perintah petugas.
 
Sekira pukul 14.15, ratusan bonek tiba di stasiun KA Mojokerto dengan menumpang KA Rapih Dhoho jurusan Blitar Surabaya. Rata-rata dari mereka naik di atas gerbong KA karena kondisi kereta yang memang penuh sesak dengan penumpang. Jumlah bonek di atas gerbong KA semakin bertambah setelah ada ratusan bonek yang berkumpul di stasiun yang berdekatan dengan Mapolresta Mojokerto itu.
 
Karena banyaknya bonek di atas kereta, polisi tak bisa melakukan sweeping seperti sebelumnya. Petugas hanya menjaga agar bonek tak melakukan tindakan anarkistis. Keberangkatan para bonek ini juga sempat membuat sejumlah penumpang KA lainnya di stasiun itu ketakutan.
 
Kepala Bagian Operasional (Kabag-Ops) Polresta Mojokerto, Kompol Kusen Hidayat menegaskan, pihaknya menerjunkan sedikitnya 55 personel untuk pengamanan stasiun dan sweeping bonek ini. Aksi ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya tindakan anarkistis yang dilakukan penggemar fanatik tim sepak bola yang dijuluki Bajul Ijo itu.
 
Dikatakan, penjagaan yang sama juga dilakukan saat para supporter itu pulang dari Gelora Sepuluh November Surabaya nanti malam. Karena menurutnya, pada saat seperti itu rawan terjadi tindakan anarkistis yang dilakukan para bonek.
 
Effendi, salah satu bonek dari Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto mengaku, ia hanya ingin memberi dukungan kepada tim kesayangannya itu. Soal perusakan yang dilakukan para bonek beberapa hari lalu, dia mengaku tak ikut campur. “Saya juga tak tahu siapa yang melakukan. Karena jumlah bonek yang ikut tak terhitung,” ungkap Effendi yang masih duduk di bangku kelas VIII.
 
Dia juga berharap tak akan ada tindakan anarkistis yang dilakukan para bonek. Karena menurutnya, hal itu justru mempersulit mereka untuk bisa berangkat memberikan dukungan.“Saya kira kami tak boleh naik kereta. Ternyata hanya sweeping,” pungkasnya.

(Fitra Iskandar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya