JAKARTA- Upaya Yul Amrozi menuntut keadilan sedikit terhambat. Penyidik Bareskrim Mabes Polri menolak laporan korban pemukulan provost TNI di Kereta Api Gumarang jurusan Jakarta-Semarang itu.
Yul disarankan memasukkan laporannya ke Polres Karawang, Jawa Barat. “Karena kejadiannya di sana,” ujar Yul Amrozi kepada okezone di Jakarta, Kamis (12/8/2010).
Lantaran laporannya belum diterima, proses mencari keadilan pun tertunda. Yul baru berencana akan melaporkan kasusnya ke Mapolres Karawang pada Senin atau Selasa pekan depan. “Saya tidak berpikir puas atau tidak, tapi ini prosedur kepolisian dan saya akan ikuti itu,” ungkapnya.
Yul merupakan penumpang KA Gumarang yang naik dari Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu. Lantaran takut ketinggalan kereta, dia naik tanpa membeli tiket terlebih dulu. Dia pun lantas terjaring razia tiket yang digelar petugas PT KA dengan Provost TNI.
Sekira pukul 19.15 WIB, petugas bernama Rudi Krisno meminta tiket kepada Yul. Namun karena tidak memiliki tiket, maka Yul diminta untuk berjalan ke gerbong 1. Penasaran atas permintaan tersebut, Yul pun bertanya alasan dipindahkannya dia.
Namun seorang oknum provost berseragam biru laut dengan memakai baret biru menghardik Yul. “Bapak anggota apa bukan?" Yul pun menjawab bahwa dirinya hanya warga sipil dan meminta tolong jangan dimarahi.
"Semua penumpang tidak bertiket harus ikuti aturan kami ke gerbong 1," kata oknum berinisial B tersebut. Tak ingin terjadi sesuatu, Yul mengikuti arahan dari kondektur tersebut.
Sekira pukul 20.05 WIB, petugas selesai memeriksa semua penumpang di bagian depan gerbong satu. Kemudian provost berinisial B tersebut menghampiri Yul. Dia meminta KTP Yul, namun tidak langsung diserahkan kepada oknum provost tersebut. “Saya bilang tidak ada urusan saya harus menyerahkan KTP saya,” tutur Yul.
“Dia bilang bapak orang paling kurang ajar. Dia bilang bapak harus menyerahkan KTP. Saya bilang KTP nanti akan saya berikan saat saya membeli tiket di stasiun Cikampek.”
Namun hal tersebut membuat oknum B naik pitam. Tangan oknum tersebut melayang dan bogem mentah mendarat di pipi kanan Yul. Setidaknya ada empat bogem mentah yang mendarat di pipi kiri dan kanan Yul yang dilakukan oleh pria berbadan tinggi tegap dengan tinggi sekira 180 sentimeter tersebut.
(Muhammad Saifullah )