DENPASAR - Sepak terjang Sahdi alias Di Goh Alias Guru (32) asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat dalam aksi perampokan berakhir sudah setelah tim Buser Polda Bali menangkapnya.
Guru ditangkap tak lama beraksi melakukan pencurian dengan kelompoknya yang lain di Selong Lombok Timur pada 13 Juli lalu, tak jauh dari rumahnya.
Pria asal Dusun Kanglik Desa Semaya Kecamatan Sikut itu langsung dibawa ke Polda Bali untuk pennyidikan dan pengembangan kasusnya. "Tersangka kami tangkap berkat informasi masyarakat dan hasil penyelidikan usai penangkapan anggota kelompok ini lainnya bulan Juni lalu," tegas Kasubdit III Polda Bali AKBP Hari Hariadi saat jumpa pers di Mapolda, Senin (15/7/2013).
Sebelumnya, enam anggota kelompok yang ditakuti keran kerap membawa senjata tajam seperti belati dan pedang saat beraksi menyasar ke vila-vila yang dihuni warga asing di Kabupaten Badung dan Denpasar.
Sahdi satu dari enam anggota Geng Lombok lainnya yakni Udin, Adipek, Jaenal, Ajang, Suparlan dan MJ. "Satu pelaku MJ masih dalam pengejaran namun identitasnya sudah kami kantongi,” beber Hariadi di dampingi Kasi Penum Bidhumas Polda Bali AKBP Sri Harmiti.
Penangkapan terhadap Sahdi yang dipimpin Kompol Gunawan ini lumayan berat sebab, bapak empat anak ini cukup licin dan kerap bersembunyi di perkampungan. "Anggota kami sampai nyanggong beberapa hari ikut salat tarawaih. Sampai setelah situasi memungkinkan baru dia dilumpuhkan," tuturnya.
Guru yang merupakan residivis ini memang telah lama diincar petugas. Maklum saja, dia beraksi baik dengan kelompoknya maupun dengan pelaku lainnya sejak dua tahun lalu dengan rekor 35 tempat kejadian perkara (TKP).
Hariadi menambahkan, kelompok Sahdi sengaja beraksi dengan menyasar vila milik bule karena biasanya orang asing banyak memiliki benda-benda berharga seperti Iphone, android, Ipad dan lainnya.
Semua hasil kejahatan itu dengan mudah dijual ke seorang penadah bernama Robi yang juga telah ditangkap. Sebagai gambaran untuk Ipad atau Iphone dijual ke penadah dengan harga tinggi Rp2,5 juta.
Selain beraksi ke vila, polisi meyakini kelompok ini juga terlibat pencurian sepeda motor dengan bukti ditemukannya alat kunci T berbagai jenis yang umumnya dipakai mencuri motor.
Kelompok ini cukup ditakuti sebab pernah melukai korbannya dengan senjata tajam jika melawan. Polisi masih mendalami keterkaitan Sahdi dengan aksi kejahatan lainnya seperti pemerkosaan dan tindak pencurian dan pemberatan.
Kini bersama sisa barang buktu hasil kejahatan kelompok Sahdi semisal uang, perhiasan dan telepon genggam diamankan petugas untuk kepentingan penyidikan.
(Muhammad Saifullah )