JAKARTA - Berdasarkan hasil survei Lembaga Fokus Survei Indonesia (FSI), nama Kepala Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Mohammad Jumhur Hidayat (MJH) meraih nilai 87,3 persen sebagai tokoh nasional yang dikenal masyakat.
Dalam survei tersebut, MJH mengalahkan nama-nama tokoh besar seperti Yusril Ihza Mahendra, Mahfud MD, Gita Wiryawan, Marzukie Ali, Surya Paloh dan Pramono Anung.
"Hasil survei kami, tingkat kesadaran masyarakat kepada tokoh muda yang masih memiliki rekam jejak yang baik seperti Mohammad Jumhur Hidayat mencapai 87,3 persen," kata Direktur FSI, Nelly Roda Julianan di Jakarta, Sabtu (3/8/2013).
Menanggapi hal tersebut, Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti mengatakan, munculnya nama Mohammad Jumhur Hidayat di kancah calon presiden sudah jauh-jauh hari dia prediksi. Ray beralasan, siapa pun yang bekerja dengan baik untuk kepentingan rakyat akan mendapatkan simpati.
“Selama ini, Jumhur dianggap dapat menyelesaikan semua persoalan buruh dan tenaga kerja Indonesia (TKI). Sehingga tidak aneh jika para kaum buruh dan TKI mendukung Jumhur untuk maju menjadi presiden,” ujarnya.
Ditambahkan Ray, latar belakang Jumhur sebagai aktivitis yang kerap membela kepentingan kaum buruh, petani dan nelayan juga dianggap sebagai modal besar yang harus diperhitungkan oleh para elit politik da tokoh nasional lainnya.
“Persoalan tenaga kerja dan buruh itu kan domainnya Menakertrans. Tiba-tiba dukungan dari para buruh yang memiliki kekuatan massa yang solid dan besar itu ditujukan kepada Jumhur,” bebernya.
FSI menyelenggarakan survei pada 10-28 Juli lalu di 21 provinsi yakni di NAD, Sumut, Riau, Sumsel, Lampung, di seluruh provinsi di Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulsel, Sulut, Kalbar, Kaltim, Kalsel, Maluku, dan Papua terhadap 10.000 sampel responden yang memiliki hak pilih dalam pemilu yang tersebar di 200 kabupaten/kota dalam 420 kecamatan pada 5.000 kelurahan/desa.
(Tri Kurniawan)