JAKARTA - Politisi Partai Golkar, M Misbakhun, menantang politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul untuk menjawab buku karyanya yang mengupas skandal Bank Century dengan buku, bukan sekedar pernyataan di media massa.
“Salah besar kalau Pak Ruhut Sitompul menyebut saya stres berat. Saya menulis buku "Sejumlah Tanya Melawan Lupa; Mengungkap 3 Surat SMI kepada Presiden SBY" dengan memakai data. Saya tantang untuk dibantah dengan buku juga kalau ada yang salah dari buku saya itu. Ini negeri demokrasi. Justru, semakin banyak buku terkait kasus Century, membuktikan kasus itu memang kasus yang sangat besar,” tegasnya di Jakarta, Jumat (21/8/2015).
Ruhut berang lantaran buku Misbakun menuding SBY sebagai dalang dari kasus yang merugikan negara triliunan rupiah itu. "Misbakhun orang stres, dia mungkin lagi lelah, dia sempat punya ide gagas dana aspirasi tiap dapil ditopang pemerintah, lalu dia cari mainan baru, siapa Misbakhun itu?" kata Ruhut di Gedung DPR RI, Kamis 20 Agustus 2015. "Di Kejaksaan dan KPK sudah selesai. Inti Century memojokkan kami (Demokrat), tapi diproses enggak ada kaitan dengan kami," imbuhnya.
Mendapat jawaban semacam itu Misbakhun justru mempertanyakan apakah Ruhut Sitompul sudah membaca buku karyanya serta mendengarkan isi testimoni Anne Mulya dan Nadia Mulya saat peluncuran bukunya, atau belum.
“Kenapa tidak ada simpati terhadap keluarga itu. Kenapa hanya Budi Mulya yang jadi terpidana? Lalu bagaimana dengan pejabat lain yang ikut serta dalam pengambilan keputusan bailout Century. Kasus Century hanya menjerat satu nama. Apakah ini tidak janggal?” tanyanya.
Dia lantas mengingatkan kepada publik bahwa sudah tujuh tahun kasus ini bergulir namun sepertinya mandek prosesnya di tangan penegak hukum. Lantaran itu, lewat buku ini Misbakhun mencoba menggugah kembali ingatan publik. Sebab, uang Rp6,7 triliun bukanlah nominal yang sedikit.
“Dengan buku ini saya mencoba mengingatkan akan satu periode kelam di Republik ini. Saya mengajak LSM, pemerhati hukum, seperti ICW untuk membaca buku ini. Untuk ikut bersuara agar kasus ini bisa dituntaskan KPK. Saya juga mengajak media massa yang saat proses Hak Angket Century memberikan porsi yang cukup besar dalam pemberitaan untuk kembali mengangkat isu penuntasan kasus Century,” pintanya.
Adapun terkait respons para elit Demokrat terhadap isi buku yang diluncurkannya, Misbakhun mempersilakan kepada pihak-pihak yang merasa keberatan untuk mengklarifikasi.
“Kalau memang Pak SBY atau Demokrat terganggu dengan buku saya atau pernyataan saya. Kenapa gak sekalian minta KPK untuk mengonfirmasi surat-surat Sri Mulyani ke Pak SBY. Dihadapkan saja mereka berdua di hadapan penyidik KPK. Karena selama kasus ini menggantung, sepanjang itu pula akan dikaitkan dengan Pak SBY. Jadi saya dan publik akan memberikan aplaus bila Pak SBY mau menyatakan siap diri untuk memberikan keterangan ke KPK,” tegasnya.
Terlepas dari polemik yang muncul atas peluncuran bukunya serta berlarut-larutnya kasus Century, dia menyadari begitu banyak kasus yang terjadi saat ini sehingga menyedot energi cukup besar bagi bangsa ini. Namun, situasi ini tidak bolah dijadikan alasan untuk mengabaikan pengusutan skandal perbankan yang merugikan negara triliunan rupiah.
“Kasus Bank Century harus jadi prioritas seluruh anak bangsa untuk diselesaikan. Mari kita menolak lupa penuntasan kasus Century. Sebab, masih ada sejumlah tanya yang harus terjawab melalui proses hukum,” pungkasnya.
(Muhammad Saifullah )