Ketua Komite SMPN 3, Manin mengatakan dirinya mengetahui ada ruang kelas ambruk dari laporan pekerja di sekolah. Setelah dilihat ternyata benar, ada dua ruang kelas ambruk, dan tiga ruangan lagi terancam.
"Jadi ada lima ruang kelas tak bisa digunakan. Tiga ruang kelas menyatu satu bangunan, di antarnya dua ambruk, dan satu lagi bagian atasnya sudah miring. Sedangkan dua ruangan lagi walaupun beda bangunan tapi sebagian atapnya hancur terkena reruntuhan ruangan ambruk. Posisi dua kelas itu persis disampingnya," ujarnya.
Kepala SMPN 3 Pagaden, Dani Thopani, mengatakan setelah mendapat informasi dirinya langsung ke datang ke sekolah. Setelah diperiksa ternyata, ada dua ruangan yang ambruk, yaitu VIII E, dan VII A, serta VIII D yang hampir ambruk. Kemudian dua ruangan lagi kena imbasnnya, yaitu VII B dan VII C. "Kami sudah melapor ke dinas pendidikan, malahan pak kabid dikmenumjur sudah meninjau lokasi," ucapnya.
Dikatakan, pihaknya berharap ruang kelas yang hancur bisa dibangun baru secepatnya. Namun sambil menunggu pembangunan selesai, kegiatan belajar mengajar akan digabungkan dengan kelas lain di ruangan yang masih bisa digunakan. "Jadi akan dibuat kelas gemuk, belajarnya digabung. Kalau sebelumnya satu kelas hanya 25 - 30 orang, setelah di gabung per kelas diikuti 40 siswa," tuturnya.
Kabid Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan Dinas Pendidikan Kabupaten Subang, Heri Sopandi mengatakan apabila melihat kondisi bangunan yang ambruk, diperkirakan penyebabnya karena kontruksi bangunan sudah lama. "Kalau bagian atapnya direhab tahun 2014 lalu, tapi konstruksi bangunannya masih yang lama, dibangun tahun 1994 lalu," katanya.