JAKARTA - Pesawat Batik Air dan Transnusa kecelakaan di Bandara Halim Perdanakusuma, tadi malam sekira pukul 19.30 WIB. Namun, insiden tersebut dianggap sebagai bom waktu yang bisa kembali terulang di kemudian hari.
Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal (purn) Chappy Hakim menyebut pembuatan Halim Perdanakusuma sebagai bandara komersial, tidak disertai dengan perencanaan manajemen transportasi udara. Dia juga sudah memprediksi kecelakaan tersebut jauh hari sebelumnya.
"Karena cuma mindahin kelebihan jadwal penerbangan pesawat yang semrawut di Cengkareng (Bandara Soekarno-Hatta), tanpa persiapan sama sekali, dari fasilitas dan prasarana yang ada," ujar Chappy saat berbincang dengan Okezone, Selasa (5/4/2016).
Chappy menambahkan, setelah pemindahan tersebut, pemerintah tidak melakukan pembenahan di Bandara Soetta. Namun, sejumlah maskapai justru membuka rute penerbangan baru di Cengkareng usai beban penerbangan dibagi dengan bandara Halim Perdanakusuma.
"Setelah dipindah, bukannya Cengkarengnya dibenahi, diaudit. Tapi yang dilakukan justru membuka rute baru," imbuhnya.
Pada 2010, Chuppy mengaku sudah mewanti-wanti potensi bahaya yang terdapat di bandara komersial. Namun, hingga kini terkesan tidak ada pembenahan sama sekali."2010 saya sudah tulis, di (Bandara) Halim berbahaya untuk penerbangan komersial," tegasnya.
(Fahmi Firdaus )