Basarah tak mempermasalahkan jika ucapan Jokowi tersebut ditafsirkan sebagai sinyal reshuffle oleh Setya Novanto. Hanya, terang dia, kuasa merombak Kabinet Kerja sepenuhnya berada di tangan Jokowi.
Lalu, apakah merapatnya Partai Golkar membuat sinyal reshuffle semakin kuat? "Ya kalau itu dijadikan salah satu konsideran Presiden untuk menentukan reshuffle sah-sah saja. Karena untuk reshuffle itu selain memperhitungkan kompetensi dan kapasitas kabinet yang Beliau pimpin, kan juga harus menghitung konstelasi politik di luar eksekutif, pemerintahan," jawabnya.
"Jadi kita tunggu subjektivitas Presiden Jokowi untuk mengambil keputusan terkait wacana reshuffle kabinet itu," tutupnya.
(Fiddy Anggriawan )