LAS VEGAS – Salah satu program Partai Republik jika memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) tahun ini adalah menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya. Dengan demikian rakyat akan hidup lebih sejahtera, para pengangguran bisa bekerja dan pendapatan per kapita negara bertumbuh.
Akan tetapi, Moderator Final Debat Capres AS 2016, Chris Wallace menyampaikan, angka 2,5 juta lowongan pekerjaan yang diserukan Donald Trump dan tim suksesnya cenderung tidak realistis. Walaupun dikatakan hal itu baru bisa tercipta dalam kurun waktu 10 tahun sekalipun, tetap saja banyak pakar menilai pertumbuhan sebesar itu cenderung mustahil. Apalagi jika melihat harga pasaran minyak dunia sekarang ini.
(Baca juga: Pekerja Ohio Nyatakan Dukungan untuk Trump-Pence)
Trump pun menjelaskan, ide itu dia dapat dari melihat perkembangan ekonomi yang terjadi di India dan China. Dua negara di dunia dengan populasi penduduk terbanyak, hingga miliaran orang jumlahnya.
“Saya punya perwakilan di India. Mereka bilang negara itu bisa bertumbuh delapan persen di bidang ekonomi. China bertumbuh sebesar tujuh persen. Dan bagi mereka itu masih kecil. Kita pun harus bertumbuh,” terangnya.
Namun laporan pendapatan per kapita negara yang dia dapat pekan lalu justru mengecewakan. Pertumbuhannya hanya satu persen, dan saat ini Trump yakin sudah lebih turun lagi.
“Benar-benar laporan kerja yang buruk. Faktanya saya ingin katakan, apakah itu laporan sebelum pemilu? Karena kalau ya, saya bisa menang mudah. Angkanya sangat buruk. Lihat saja, negara kita sekarang jalan di tempat,” tandasnya.