Petilasan Prabu Kuncung Putih di Cijulangan Hampir Punah

Syamsul Maarif, Jurnalis
Sabtu 26 November 2016 03:15 WIB
Share :

PANGANDARAN – Patilasan sejarah Prabu Kuncung Putih yang berlokasi diperbatasan areal Bandara Nusawiru rusak dan hampir punah. Hal tersebut akibat aktivitas pengembangan bandara, padahal patilasan tersebut merupakan salah satu petilasan para leluhur masyarakat Cijulang.

Berdasarkan keterangan salah satu kasepuhan Cijulang Abah Kundil, rusaknya patilasan sejarah tersebut terjadi sejak tahun 1997 saat Bandara Nusawiru dikembangkan. Kala itu, para kasepuhan tidak ada yang berani mengeluarkan pendapat dan protes lantaran takut ada intimidasi dari pemerintah orde baru.

“Para kasepuhan hanya bisa saling curhat dan berbicara dari mulut ke mulut mengeluarkan angan-angan kesedihan lantaran salah satu patilasan tergusur oleh aktivitas Bandara,” kata Abah Kundil, (Jumat (26/11/2016).

Berdasarkan referensi yang didapat dari kitab kuno Kacijulangan, nama Prabu Kuncung Putih tertera dalam babad Kacijulangan di sejarah leutik, beliau merupakan salah satu tokoh yang membuka alas amer atau pembuka daerah Nusawiru dari hutan belantara menjadi permukiman masyarakat.

“Dalam kitab Kacijulangan ada 5 tokoh yang dikultuskan dan disakralkan oleh masyarakat diantaranya Janglangas, Sembah Jagadiwiru, Amangkurat Mangkurasa, Prabuwaseh dan Prabu Kuncung Putih,” papar Abah Kundil.

Dari ke 5 tokoh tersebut yang patilasannya masih utuh ada 4 patilasan yang berlokasi di areal Bandara Nusawiru dan diberi ciri menggunakan pagar talajak atau pagar yang terbuat dari pepohonan, hanya saja patilasan Prabu Kuncung Putih yang rusak lantaran lokasinya di perbatasan benteng Bandara.

“Kami para kasepuhan disini sangat malu apabila kedatangan para penziaoroh dari luar daerah karena mereka yang hendak berziaroh biasanya sudah mengetahui ada 5 lokasi patilasan yang harus dikunjungi, sedangkan kondisi patilasan Prabu Kuncung Putih saat ini sudah rusak,” pungkas Abah Kundil.

Sementara Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) BPLH Pangandaran Erik Krisnayudha Astrawijaya Saputra mengatakan pihaknya akan segera koordinasi dengan Bidang Kebudayaan untuk melakukan penataan dan perawatan patilasan tersebut.

“Patilasan ini harus dilestarikan oleh pemerintah sehingga masyarakat mengetahui akar sejarah masa lalu dan mencintai daerahnya,” singkat Erik. (sym)

(Abu Sahma Pane)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya