Menurutnya, pihak keluarga berharap agar Kemenlu RI pro aktif memperjuangkan kebebasan dan memulangkan kedua WNI ke tanah air. Meski dianggap menyalahi SOP penerbangan, kedua jamaah umroh tersebut tidak terbukti membawa bom di dalam kopernya.
"Kami sudah melakukan komunikasi intensif dengan Kemenlu RI yang menyatakan keduanya sudah tidak ada masalah. Kami berharap agar Kemenlu dan Kemenag segera memproses kepulangan jamaah umroh agar bisa kembali berkumpul bersama keluarganya," pungkasnya.
Sementara itu, Berlian, anak dari Umi Widiyani berharap agar ibunya segera dipulangkan ke tanah air. Menurutnya, penahanan jamaah umroh ini terjadi karena kesalahanpahaman pramugari dan perbedaan bahasa saja. Tiada maksud apapun atas ungkapan kata bom tersebut untuk menakuti pramugari yang berdarah Melayu itu.
"Ibu saya tentu tidak bermaksud menakut-nakuti. Mungkin karena terlalu senang, ia menyebut bahwa tas kopernya tentu berisi oleh-oleh, masa dari Arab Saudi, berisi bom," kata Berlian.
Saat ini, ketiga jamaah umroh yang masih ditahan di Jeddah masih dalam keadaan sehat wal afiat. Berlian mengaku masih bisa berkomunikasi dengan kakaknya, Lyan, yang mendampingi ibu dan saudaranya. Hanya saja, persoalan penguasaan bahasa Arab yang minim menjadi kendala dalam penyelesaian di kepolisian Arab Saudi.
(Awaludin)