Setelah kontrak dengan sirkus habis, Eng dan Chang memulai bisnis sendiri. Berbekal tabungan sebagai penampil sirkus, keduanya membeli sebidang tanah di North Carolina, Amerika Serikat (AS), dan menetap di sana.
Eng dan Chang mengubah tanah tersebut menjadi perkebunan, peternakan, dan toko. Keduanya sekarang berstatus sebagai tuan tanah. Dasar berbakat, bisnis kedua anak kembar dempet itu tumbuh menjadi besar dan mampu mempekerjakan banyak orang.
Meski sempat kesulitan mencari jodoh, Eng dan Chang akhirnya menikahi kakak beradik Adelaide Yates dan Sarah Anne yang merupakan tetangga mereka. Empat orang itu hidup berkeluarga dalam rumah yang besar bersama dengan 21 orang anak.
Anak kembar yang lahir dempet di dada bagian bawah tersebut saling berbagi liver (hati) yang sama. Pada 1874, Chang yang beberapa tahun sebelumnya berubah menjadi pemabuk, terkena penyakit stroke. Ia meninggal dunia saat tengah tertidur bersama Eng.
Eng sempat bangun dan menemukan saudaranya itu meninggal di sisinya. Sempat terlintas pikiran menakutkan di benaknya bahwa ia harus melanjutkan hidup dengan sesosok jenazah yang menempel di badannya, yaitu Chang. Faktanya, ketakutan itu tidak menjadi nyata karena Eng menyusul saudaranya ke alam baka berselang 3 jam kemudian.
(Rifa Nadia Nurfuadah)