JAKARTA – Saksi mata menceritakan pembantaian oleh tentara paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) setelah merebut kota Al-Fashir di Darfur, Sudan. Insiden ini mewujudkan kekhawatiran para aktivis dan pengamat akan tindakan RSF setelah merebut Al-Fashir dari pasukan pemerintah pada akhir pekan lalu.
Alkheir Ismail mengungkapkan bahwa para milisi RSF yang menunggang unta mengumpulkan ratusan pria di dekat kota Al-Fashir dan membawa mereka ke sebuah waduk, sambil meneriakkan hinaan rasial sebelum mulai menembak. Ismail, yang berada di antara para pria yang dibawa, mengatakan bahwa dia selamat karena salah seorang milisi ternyata teman sekolahnya dan mengenalinya, sehingga membiarkannya melarikan diri.
"Dia berkata kepada mereka, 'Jangan bunuh dia,'" kata Ismail dalam sebuah wawancara video dengan jurnalis lokal. "Bahkan setelah mereka membunuh semua orang – teman-teman saya dan semua orang lainnya."
Ia mengatakan sedang membawa makanan untuk kerabat yang masih berada di kota ketika kota itu direbut oleh RSF pada Minggu (26/10/2025). Keterangan Ismail belum dapat diverifikasi secara independen.