ANKARA - Kementerian Luar Negeri Turki mengecam insiden penembakan yang dilakukan kapal penjaga pantai Yunani terhadap kapal pengangkut barang Turki di Laut Aegea. Turki menyebut kejadian pada Senin, 3 Juli itu sebagai tindakan tak terukur yang dilakukan pihak Yunani.
"Tidak ada pembenaran untuk menembaki sebuah kapal komersial tak bersenjata yang membawa barang antara dua pelabuhan Turki. Satu-satunya penghiburan bagi kami adalah tidak ada yang terbunuh atau terluka akibat kejadian tersebut," demikian pernyataan yang disampaikan Kementerian Luar Negeri Turki sebagaimana dilansir Russia Today, Selasa (4/7/2017).
Ankara menyatakan kecaman terhadap tindakan yang dinilai tidak mengindahkan nyawa manusia tersebut. Turki juga mengatakan pentingnya memperingatkan komunitas internasional mengenai tindakan itu agar hal serupa tak terjadi.
Stasiun televisi NTV melaporkan sebuah kapal kargo berbendera Turki, dengan nama 'ACT,' mendapat tembakan dari kapal penjaga pantai Yunani di Laut Aegea. Kapal barang tersebut dilaporkan mengambil kargo di pelabuhan Turki Iskenderun dan bergerak ke arah Teluk Izmit di Laut Marmara.
Sementara di Laut Aegea, kapal Turki didekati oleh kapal penjaga pantai Yunani, yang memerintahkan mereka agar ia memasuki pelabuhan di Pulau Rhodesia, Yunani untuk pemeriksaan kargo. Kapten Turki tersebut diduga mengabaikan seruan tersebut, yang menyebabkan penjaga pantai Yunani melepaskan tembakan ke kapal barang.
Awak 'ACT' mengatakan bahwa mereka menemukan 16 lubang peluru di lambung kapal setelah kejadian tersebut. Dalam pernyataannya, penjaga pantai Yunani mengatakan mereka hanya menembakkan tembakan peringatan karena kapal yang membawa bendera Turki menolak untuk bekerja sama sebelum kembali ke perairan Turki.
Hubungan antara Turki dan Yunani telah tegang selama beberapa dekade, sejak kedua negara berperang memperebutkan Siprus pada 1974. Kedua tetangga itu kembali berada di ambang konflik lain terkait pulau tak berpenghuni di Laut Aegea pada 1996.
Yunani mengatakan bahwa pihaknya mencatat ribuan pelanggaran wilayah udara yang dilakukan jet militer Turki setiap tahun.
(Rahman Asmardika)