OKEZONE STORY: Korban Selamat Titanic Terpaksa Jual 'Warisan' untuk Berobat

Rifa Nadia Nurfuadah, Jurnalis
Minggu 09 Juli 2017 08:03 WIB
Millvina Dean, korban selamat terakhir dari tragedi Titanic. (Foto: British Titanic Society)
Share :

SAAT tragedi tenggelamnya kapal Titanic terjadi pada 1912, 128 anak-anak di bawah 14 tahun turut menjadi penumpang. Kepanikan melanda seisi kapal sehingga teriakan untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak terlebih dulu pun tak terdengar. Akibatnya, 60 penumpang anak-anak meregang nyawa.

Di antara 68 penumpang anak-anak yang selamat adalah bayi dua bulan bernama Eliza Gladys “Millvina” Dean. Millvina lahir pada 2 Februari 1912, dan diyakini menjadi penumpang termuda di kapal yang diklaim tak dapat tenggelam itu.

Millvina merupakan anak pasangan Inggris, Bertram Frank Dean dan Georgette Eva Light. Ia juga memiliki kakak laki-laki, Bertram Vere Dean, yang lahir pada 21 Mei 1910. Keluarga ini memutuskan untuk meninggalkan Inggris untuk mencari penghidupan yang lebih baik di Amerika Serikat. Mereka berencana menuju Wichita, Kansas. Di sana, Frank diajak turut mengelola toko tembakau milik sepupunya.

Sebenarnya, keluarga Dean seharusnya tidak berlayar dengan Titanic. Mereka dipindah ke kapal tersebut karena unjuk rasa buruh batu bara. Keluarga ini pun masuk Titanic sebagai penumpang kelas tiga.

Vintage News, Minggu (9/7/2017), melansir, malam saat tragedi Titanic terjadi, sang ayah, Frank Dean, merasakan sesuatu yang mencurigakan. Ternyata, itu adalah momen saat kapal menabrak gunung es. Ia meninggalkan kabin untuk melihat apa yang terjadi. Frank bergegas kembali dan membangunkan istrinya untuk menyiapkan anak-anak serta segera menuju dek. Frank adalah satu-satunya anggota keluarga yang tidak selamat. Nyawa Millvina, kakak laki-laki dan ibunya selamat setelah mereka berhasil masuk sekoci nomor 10. Mereka termasuk segelintir dari penumpang kelas tiga yang lolos dari maut.

Awalnya, ibu Millvina mempertimbangkan untuk meneruskan perjalanan ke Kansas. Namun mengingat statusnya sebagai ibu tunggal yang harus membesarkan dua anak, ia akhirnya kembali ke Inggris menumpang kapal penyelamat mereka, RMS Adriatic. Saat berlayar pulang, Millvina bayi dengan cepat menarik perhatian para penumpang. Semua orang ingin menggendong Millvina mengingat ia selamat dari tragedi mengerikan di usia amat muda.

Lukisan yang menggambarkan kedatangan para korban selamat Titanic. (Foto: Vintage News)

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Daily Mirror pada 12 Mei 1912 tertulis, "Ia merupakan kesayangan semua orang di perjalanan tersebut, serta menjadi bahan rebutan para perempuan yang ingin mengasuhnya. Seorang petugas pun membuat aturan, penumpang kelas satu dan dua boleh menggendong Millvina secara bergantian masing-masing selama 10 menit."

Millvina dan kakak laki-lakinya lalu dibersarkan dan bersekolah di Southampton. Ia baru mengetahui kisah tragis tersebut pada usia 8 tahun, saat ibunya menikah kembali.

Millvina sendiri tidak pernah menikah. Ia menjalani berbagai pekerjaan untuk mendukung hidupnya. Millvina pernah menjadi pembuat peta selama masa Perang Dunia II. Setelah perang, ia bekerja di bagian pembelian pada sebuah perusahaan teknik di Southampton.

Menjadi orang yang selamat dari tragedi Titanic tidak memberikan keistimewaan tersendiri bagi Millvina. Bahkan, ia baru menjadi 'selebriti Titanic' di usia 70-an tahun. Kakak laki-lakinya meninggal pada 1992, tepat 80 tahun peringatan tabrakan tragis tersebut.

 

Salah satu kapal sekoci milik Titanic. (foto: Belfast Telegraph)

Empat tahun kemudian, Millvina mengunjungi Belfast untuk pertama kalinya, sebagai tamu kehormatan dalam konvensi Komunitas Sejarah Titanic. Ia lalu muncul dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan Titanic dan ditampilkan dalam beragam acara televisi maupun radio. Pada 1997, Millvina pergi ke Kansas dan secara simbolis menyelesaikan perjalanan keluarganya ke Kansas.

Terlepas dari statusnya sebagai penumpang termuda di Titanic, pada Oktober 2007, Millvina menjadi orang terakhir yang selamat dari tragedi tersebut setelah kematian korban lainnya, Barbara West Dainton di usia 96 tahun. Dainton merupakan penumpang kelas dua di kapal Titanic.

Pada 2008, kesehatan Millvina mulai menurun. Ia menerima undangan untuk berbicara pada peringatan resmi 96 tahun tenggelamnya Titanic di Southampton. Namun karena merasa tidak enak badan, Millvina pun terpaksa membatalkan kehadirannya.

Pada akhir 2008, setelah mematahkan pinggulnya, Millvina yang sudah berusia 96 tahun terpaksa menjual 'warisan' barang-barang keluarga untuk membiayai pengobatanya. Barang yang ia jual termasuk beberapa memorabilia asli Titanic, seperti surat yang dikirimkan Dana Bantuan Titanic ke ibunya dan sebuah koper yang diberikan padanya di New York usai tragedi tersebut. Penjualan berbagai barang itu menghasilkan sekira USD41.570, atau sekira Rp547,9 juta. Millvina terpaksa menjual beberapa barang lagi karena biaya pengobatannya membengkak.

Dermaga tempat Titanic bersandar di pelabuhan Southampton sebelum memulai pelayarannya pada 1912. (Foto: Vintage News)

Pagi hari pada 31 Mei 2009, Millvina meninggal dunia akibat radang paru-paru, tepat 97 tahun dan tujuh pekan setelah Titanic memulai perlayarannya. Millvina menghembuskan napas terakhir di rumah perawatan lansia di Ashurst, Hampshire. Abu jenazah Millvina ditaburkan dari dermaga di Southampton, tempat yang sama saat Titanic angkat sauh menuju perjalanan bersejarah tersebut.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya