OHIO – Duka masih dirasakan keluarga Otto Warmbier, mahasiswa Amerika Serikat (AS) yang sempat ditahan oleh rezim Korea Utara (Korut). Mahasiswa University of Virginia itu kini telah tiada akibat cedera yang dideritanya. Pihak keluarga lantas menuduh Korut sebagai teroris.
BACA JUGA: Sempat Koma, Mahasiswa AS yang Dibebaskan Korut Akhirnya Meninggal
“Mereka menculik Otto, menyiksanya, dan dengan maksud tertentu mencederainya. Mereka bukan lah korban, mereka adalah teroris,” ujar ayah mendiang Otto, Fred Warmbier, sebagaimana dilansir NBC News, Rabu (27/9/2017).
“Sekarang kita melihat Korut mengklaim sebagai korban dan dunia sengaja melakukan itu kepada mereka. Kami di sini dengan jelas mengatakan, mereka bukan korban, mereka teroris,” tegas Fred yang didampingi istrinya, Cindy, saat berbicara kepada stasiun televisi Fox.
BACA JUGA: Astaga! Pemuda AS Bebas dari Penjara Korut dalam Keadaan Koma
Fred pun mengenang saat-saat di mana dirinya menyambut kepulangan Otto Warmbier di bandara. Alih-alih bahagia, kedua orangtua Otto justru melihat anaknya dalam kondisi mengenaskan. Sang ibu, Cindy Warmbier, bahkan hampir pingsan melihat kondisi tersebut.
BACA JUGA: Mengintip Dinginnya Penjara Korea Utara Tempat Mahasiswa AS Terbunuh
“Kami sampai di tengah tangga pesawat dan mendengar suara melolong, tidak disengaja, yang tidak manusiawi. Kami tidak begitu yakin apa itu. Otto dibawa dengan tandu dan tersentak keras hingga membuat suara itu. Dia buta dan tuli,” terang Fred Warmbier.
Otto Warmbier ditangkap Otoritas Korea Utara pada 2 Januari 2016 atas tuduhan mencuri brosur propaganda saat berwisata di negeri serba tertutup itu. Mahasiswa ekonomi itu lantas diganjar hukuman 15 tahun penjara ditambah kerja paksa oleh rezim Korea Utara.
BACA JUGA: Korut Bebaskan Mahasiswa AS dengan Alasan Kemanusiaan
Ia dipulangkan ke negara asalnya pada Juni 2017 dengan alasan kemanusiaan. Akan tetapi, pria berparas tampan itu pulang dalam keadaan koma sejak Maret 2016. Ia diduga mengidap penyakit Botulisme yaitu penyakit langka yang menyebabkan kelumpuhan.
(Wikanto Arungbudoyo)