Pemerintah Myanmar Berencana Bangun Kembali Desa-Desa yang Terbakar di Rakhine State

Putri Ainur Islam, Jurnalis
Rabu 27 September 2017 21:12 WIB
Salah satu pengungsi Rohingya yang berada di Bangladesh. (Foto: Cathal McNaughton/Reuters)
Share :

YANGON - Pemerintah Myanmar berencana akan mengambil alih dan membangun kembali desa-desa yang terbakar selama kekerasan di Rakhine State yang membuat jutaan Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh. Hal tersebut disampaikan oleh seorang menteri di Myanmar.

Rencana pembangunan kembali kawasan yang hancur akibat kebakaran, kemungkinan akan menimbulkan kekhawatiran tentang akan kembalinya 480.000 pengungsi dan menimbulkan kekhawatiran akan pembersihan etnis. Kelompok hak asasi manusia dan pengungsi menyalahkan tentara Myanmar karena membakar dusun Rohingya.

"Menurut undang-undang tersebut, lahan yang terbakar menjadi lahan yang dikelola pemerintah," ungkap Ministry of Social Welfare, Relief, and Resettlement Myanmar Myat Aye dalam sebuah pertemuan di ibu kota negara bagian Rakhine, Sittwe, dilansir dari Reuters, Rabu (27/9/2017).

BACA JUGA: Wilayah Rakhine Kembali Memanas, Ribuan Warga Myanmar Dievakuasi

Aye juga memimpin sebuah komite yang bertugas menerapkan solusi untuk ketegangan Rakhine yang sudah lama memanas.

 Mengutip undang-undang manajemen bencana, Aye mengatakan bahwa pembangunan kembali akan sangat efektif. Undang-undang tersebut menyatakan pemerintah mengawasi rekonstruksi di daerah-daerah yang rusak akibat bencana, termasuk konflik. Namun sayang, Menteri Aye tidak merinci rencana atau desa-desa yang bisa ditinggali kembali oleh etnis Rohingya.

BACA JUGA: Sadis! Cegah Pengungsi Kembali dari Bangladesh, Myanmar Sebar Ranjau di Perbatasan

BACA JUGA: Terungkap! Hasil Citra Satelit, Militer Myanmar Musnahkan 214 Desa Rohingya

Sekadar diketahui, menggunakan citra satelit, kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa sekira separuh dari 400 desa Rohingya di utara negara Rakhine State telah dibakar. PBB mengatakan lebih dari 480.000 orang Rohingya yang 60% di antaranya adalah anak-anak, telah melarikan diri ke Bangladesh guna menghindari tindakan tentara di negara bagian Rakhine yang mencakup pemerkosaan dan pembakaran desa-desa setelah serangan yang dilakukan oleh pemberontak Rohingya di pos polisi pada 25 Agustus. Selain itu, Pemerintah Myanmar memasang ranjau darat di perbatasan untuk mencegah pengungsi Rohingya kembali.

Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai orang-orang yang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan terus-menerus atas pembantaian tersebut sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan pada 2012.

(pai)

(Rifa Nadia Nurfuadah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya